JENDELA CIANJUR-----Ajang Pertamina Grand Prix Of Indonesia telah sukses digelar di Sirkuit Mandalika. Namun, kesuksesan tersebut ternyata tak hanya melambungkan nama Indonesia.
Menurut Pemkab Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat Pertamina Grand Prix Of Indonesia memproduksi sampah yang cukup besar. Yakni, mencapai 51 ton baik sampah organik maupun anorganik.
"Semua sampah telah terangkut ke TPA (Tempat pembuangan akhir)," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Tengah, Supardiono di Praya, Kamis.
Baca Juga: Dijodohkan dengan Anies Baswedan Pilpres 2024, AHY: Kami Sambut Baik Tapi Suasana Masih Sangat Cair
Supardiono mengatakan, sampah yang dihasilkan pada ajang balap MotoGP Indonesia tersebut lebih banyak bila dibandingkan dengan sampah pada ajang Wolrd Superbike (WSBK) 2021 sebanyak 24 ton. Namun, jumlah sampah pada ajang MotoGP tersebut merupakan hasil perhitungan sementara, karena saat ini masih dilakukan pembersihan usai acara balapan.
Jumlah penonton pada ajang balap MotoGP Indonesia mencapai 60 ribu sesuai dengan tiket yang dijual oleh penyelenggara, sehingga jumlah produksi sampahnya lebih banyak dari ajang WSBK yang penontonnya hanya 15 ribu
"Itu baru sementara, yang jelas lebih banyak dari WSBK," katanya.
Sebelum dibawa ke TPA, sampah tersebut terlebih dahulu dipilah, sedangkan untuk sampah plastik ada yang dimanfaatkan oleh masyarakat dan dibawa ke tempat daur ulang.
"Sampah organik dibawa ke Desa Sengkol, sedangkan sampah anorganik dibawa ke TPA Desa Pengengat," katanya.
Baca Juga: Bundaran Cibiru Makin Semerawut! Pembangunan Underpass Harus Dipercepat
Artikel Rekomendasi