PR CIANJUR - Pasca peristiwa ledakan dahsyat di Ibu Kota Lebanon, Beirut, yang terjadi pada Selasa, 4 Agustus 2020, warga Lebanon kini melakukan demo menuntut pemerintahan setempat.
Mengingat, Presiden Lebanon sebelumnya pernah mengatakan bahwa ledakan dahsyat yang memporak porandakan Kota Beirut diduga disebabkan oleh bahan peledak amonium nitrat yang disimpan di sebuah gudang selama enam tahun.
Diberitakan sebelumnya, terdapat kurang lebih 2.750 ton amonium nitrat, diduga tanpa ada penanganan khusus sehingga menyebabkan ledakan.
Baca Juga: Presiden Donald Trump Diancam TikTok untuk Tempuh Jalur Hukum Terkait Kebijakan Barunya
Merasa dirugikan atas hal tersebut, warga Lebanon kini menyerbu gedung-gedung pemerintah di Beirut.
Aksi demonstrasi yang mengakibatkan bentrok dengan Pasukan Keamanan Dalam Negeri (ISF) sudah terjadi sejak Sabtu, 8 Agustus 2020.
Sekitar 10.000 orang berkumpul di Martyrs Square, beberapa di antaranya melempar batu. Ribuan pengunjuk rasa berusaha mencapai gedung parlemen Lebanon untuk minta tanggung jawab pemerintah atas hancurnya Kota Beirut.
Bahkan para pengunjuk rasa beberapa kali menyerang polisi, membuat petugas keamanan terpaksa harus melawan balik dengan menembakan gas air mata dan peluru karet.
Baca Juga: Cek Fakta: Jokowi Dikabarkan Barter Vaksin Corona dengan Lahan untuk Perusahaan Tiongkok
Secara serentak, para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan berisi kutukan kepada Presiden Lebanon Michel Aoun dan Hizbullah.
Artikel Rekomendasi