PR CIANJUR - Belum juga mereda, Amerika Serikat (AS) baru-baru ini menjatuhkan sanksi terhadap salah satu raksasa teknologi Tiongkok yakni Semiconductor Manufacturing International Corporation (HKG: 0981) atau SMIC.
SMIC merupakan salah satu pembuat chip terbesar Tiongkok.
AS menyimpulkan peralatan itu memiliki risiko yang tidak dapat diterima dan menuding melakukan kerja sama dengan militer Beijing.
Baca Juga: Erick Thohir Berpendapat Tren Kesembuhan Pasien Covid-19 di Indonesia Hampir Sama dengan Global
SMIC bersikukuh bahwa perusahaannya milik sipil murni dan tidak memiliki hubungan dengan militer Tiongkok.
"SMIC menegaskan kembali bahwa ia memproduksi semikonduktor dan menyediakan layanan hanya untuk pengguna akhir sipil dan komersial serta penggunaan akhir," kata SMIC, dikutip Pikiran-rakyat.com dari Express.
"Perusahaan tidak memiliki hubungan dengan militer Tiongkok dan tidak memproduksi untuk pengguna akhir atau penggunaan akhir militer mana pun," tambahnya.
SMIC adalah perusahaan teknologi Tiongkok terdepan terbaru yang menghadapi pembatasan perdagangan AS terkait masalah keamanan nasional atau upaya kebijakan luar negeri AS.
Baca Juga: Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly Digugat Tommy Soeharto ke Pengadilan
Artikel Rekomendasi