PR CIANJUR - Sampai dengan Senin, 28 September 2020, pandemi virus corona telah merenggut lebih dari 1 juta jiwa.
Angka ini disebut menggaris bawahi kegagalan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam mempersatukan negara-negara dunia untuk mengalahkan musuh tak terlihat ini.
Kondisi tersebut juga mendorong seruan baru untuk mereformasi PBB agar dapat menghadapi tantangan yang jauh lebih berat.
Baca Juga: Turun Tangan Selamatkan Surat Nikah dan Akta Cerai Soekarno-Inggit, Ridwan Kamil Akan Simpan di ANRI
"Pandemi adalah ujian nyata kerja sama internasional. Ujian yang pada dasarnya kami gagal," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres , sebagaimana dikutip Pikiran-rakyat.com dari AP News.
"Ada putusnya hubungan antara kepemimpinan dan kekuasaan," tambahnya, seperti diberitakan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya pada artikel "Singgung Soal Covid-19, Sekjen PBB Sebut Gagal Persatukan Negara-negara Dunia".
Sekjen PBB juga memperingatkan bahwa di dunia abad ke-21 harus saling berhubungan, solidaritas adalah kepentingan utama dan jika gagal maka semua orang akan terkena dampaknya.
Baca Juga: Dianggap 'Tidak Teratur', Tiongkok Larang Muslim di Hainan Pakai Hijab ke Sekolah
Pada pertemuan virtual pertama para pemimpin dunia di Sidang Umum PBB, menyoroti meningkatnya ketegangan di antara negara-negara besar, meningkatnya ketidaksetaraan antara negara-negara kaya dan miskin.
Artikel Rekomendasi