Reaksi Penolakan Perdamaian dengan Yerusalem, Warga Sudan Bakar Bendera Israel

- 25 Oktober 2020, 17:41 WIB
Ilustrasi bendera Israel.
Ilustrasi bendera Israel. //PEXELS//cottonbro

PR CIANJUR - Nyatakan penolakan terhadap normalisasi hubungan dengan Yerusalem, warga Sudan yang tergabung dalam unjuk rasa membakar bendera Israel.

Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan yang menentang hubungan dengan Israel dan menuntut partai politik yang telah mendukung langkah tersebut untuk memperbaiki posis, dikutip Pikiran-rakyat.com dari Jerusalem Post, menurut surat kabar lokal Al-Intibaha.

Foto dan video pengunjuk rasa Sudan yang membakar bendera Israel telah beredar di media sosial.

Baca Juga: Link Live Streaming MotoGP Teruel, Pertarungan Takaaki Nakagami Raih Podium Pukul 19:00 WIB

Pengguna Twitter @Jtruzman membagikan sebuah video pembakaran bendera Israel.

Insiden itu terjadi pada hari yang sama ketika delegasi Israel dilaporkan mengunjungi ibu kota Sudan untuk membahas perjanjian perdamaian dan mempersiapkan pengumumannya.

Pengumuman resmi menyusul beberapa hari kemudian yang dibuat oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang menjadi penengah perjanjian tersebut.

Sudan menyatakan sinyal beragam mengenai sikapnya dalam menormalkan hubungan dengan Israel, seperti diberitakan Pikiran-Rakyat.com pada artikel "Warga Sudan Bakar Bendera Israel, Nyatakan Penolakan Perdamaian dengan Yerusalem".

Baca Juga: Yakin Menangkan MotoGP Teruel, Joan Mir Sebut Start dari Posisi ke-12 Tidak Masalah

Kepemimpinan sipil dalam pemerintahan transisi Sudan, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Abdalla Hamdok, telah menolak hubungan diplomatik dengan Israel.

Donald Trump mengumumkan kesanggupan Sudan setelah dia mencoret negara itu pada daftar negara-negara pendukung terorisme sekaligus mencabut blokade ekonomi dan investasi dari negara anggota Liga Arab tersebut.

Israel dan Sudan telah sepakat untuk berdamai dan menormalisasi hubungan mereka dalam perjanjian penting lainnya yang ditengahi oleh Presiden Trump.

 

"Mereka memilih masa depan di mana orang Arab dan Israel, Muslim, Yahudi, dan Kristen dapat hidup bersama, berdoa bersama, dan bermimpi bersama, berdampingan, dalam harmoni, komunitas, dan damai," kata Donald Trump dikutip Pikiran-rakyat.com dari laman resmi Gedung Putih.

Baca Juga: Tanda Belasungkawa atas Kepergian Pimpinan Gontor KH. Abdullah Syukri, Palestina Gelar Salat Gaib

Dalam beberapa minggu mendatang, kedua negara akan memulai negosiasi perjanjian kerja sama di bidang pertanian, ekonomi, perdagangan, penerbangan, masalah migrasi, dan bidang lain yang saling menguntungkan.

Perjanjian perdamaian bersejarah ini mengikuti normalisasi serupa antara Israel-Uni Emirat, Arab Saudi dan Israel-Bahrain.***(Julkifli Sinuhaji/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini