PR CIANJUR - Kecaman dari masyarakat internasional datang pada Presiden Prancis, Emmanuel Macron saat ia memberi tanggapan mengenai kasus pemenggalan guru sejarah.
Seorang pria muda berusia 18 tahun memenggal guru sekolah menengah usai menunjukkan karikatur Nabi Muhammad SAW kepada para muridnya.
Karena disebut melakukan perlawanan ketika ditangkap sejauh 600 meter dari lokasi pemenggalan, tersangka kemudian ditembak mati oleh polisi setempat.
Baca Juga: Cara Baru BRI Tingkatkan Literasi Keuangan Pelaku UMKM Melalui Sekolah Pasar dan UMKM
Menurut Emmanuel Macron, tindakan guru sejarah itu sebenarnya masuk dalam kebebasan berekspresi dan kepercayaan.
Tak sedikit publik lalu mengecam Emmanuel Macron karena memicu islamophobia di dunia.
Tanggapan senada dikeluarkan pula oleh Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi pada Rabu, 28 Oktober 2020 seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Reuters.
Ia menilai bahwa kebebasan berekspresi yang disebut oleh Emmanuel Macron harus dihentikan jika menyinggung lebih dari 1,5 miliar orang.
Baca Juga: Suzuki GSX-R150 Edisi Joan Mir dan Alex RIns di MotoGP 2020 Sudah Meluncur, Harganya?
Artikel Rekomendasi