PR CIANJUR - Akun mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad diminta Pemerintah Prancis agar Twitter untuk menangguhkan karena cuitan kontroversialnya.
Cuitan kontroversial Mahathir yang menyebut "Muslim berhak untuk marah dan membunuh orang Prancis atas pembantaian di masa lalu".
Pemerintah Prancis menuduh Mahathir menghasut pembunuhan karena telah menuliskan cuitannya tersebut.
Baca Juga: Targetkan Tahun 2021 Punya Jodoh, Ivan Gunawan Jawab Isu Pernikahan dengan Bella Aprilia
Cuitan yang dianggap menghasut itu merupakan bagian dari serangkaian 16 thread di Twitter terkait yang diunggah pada Kamis, 29 Oktober 2020 dengan judul "Respect Others" kepada 1,3 juta followers Mahathir.
Dikutip Pikiran-rakyat.com dari The Australian, thread Twitter ini dibuat dua jam setelah seorang Muslim membunuh tiga orang di sebuah gereja di Nice, Prancis.
“Saya baru saja berbicara dengan Managing Director Twitter Prancis. Akun mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad harus segera dibekukan. Jika tidak, Twitter akan menjadi kaki tangan untuk seruan resmi pembunuhan," kata Menteri Urusan Digital junior Prancis, Cedric O, dalam unggahannya di Twitter.
Baca Juga: SBY Ungkap Antara Donald Trump atau Joe Biden, Mana yang Akan Menguntungkan Indonesia Jika Terpilih
Seruan untuk menangguhkan akun Dr Mahathir didukung pada hari oleh mantan perdana menteri Malaysia lainnya yakni Najib Razak.
Artikel Rekomendasi