PR CIANJUR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur mengadakan kreasi dengan memasukkan materi permainan tradisional ke dalam kurikulum pendidikan berupa muatan lokal di Cianjur.
Hal ini sebagai salah satu upaya Pemkab Cianjur mengurangi ketergantungan anak didik terhadap gawai atau telepon pintar.
Selain itu, memasukan materi permainan tradisional dalam kurikulum pendidikan di Cianjur juga dilakukan sebagai langkah melestarikan kebudayaan daerah.
Baca Juga: Telah Berjalan Selama Satu Tahun, Kartu Prakerja Tingkatkan Keterampilan Juga Daya Beli Masyarakat
Dikutip Pikiranrakyat-Cianjur.com dari Antara, Selasa 16 Maret 2021, Bupati Cianjur Herman Suherman menyatakan selama pandemi Covid-19, anak-anak lebih dekat dengan telepon pintar. Terlebih, karena proses pembelajaran dilakukan melalui gawai tersebut.
"Ini perlu diimbangi dengan berbagai program, dimana mereka tidak harus mengunakan telepon pintar, salah satunya dengan mengenalkan permainan tradisional seperti galasin, petak umpet, sondah, gatrik dan berbagai permainan lain yang dilakukan di luar rumah," kata Herman Suherman.
Hal ini bertujuan agar para anak didik di Kabupaten Cianjur, khususnya, saling berinteraksi dengan sesamanya secara lebih intens.
Baca Juga: Chelsea Kalahkan Atletico, Tuchel: Saya Yakin Tidak Ada Tim yang Mau Bertemu dengan Kami
Ditambah, kata dia, mereka lebih banyak bermain game online dibandingkan dengan bermain tatap muka.
Artikel Rekomendasi