Melebihi Batas Maksimal, Angka Balita Gizi Buruk di Cianjur Mengkhawatirkan

- 3 Desember 2019, 10:07 WIB
Ilustrasi gizi buruk.*
Ilustrasi gizi buruk.* /ISTIMEWA/

Saat ini, dinas kesehatan setempat terus melakukan upaya penanganan kasus kekurangan gizi atau underweight dengan menguatkan surveilans kesehatan masyarakat.

Menurut dia, hal tersebut dilakukan di posyandu dengan pengembangan Aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM).

Baca Juga: Bawaslu Cianjur Lakukan Perekrutan Panwascam dengan Sistem Baru

Aplikasi berbasis elektronik itu, diandalkan untuk menerima laporan dan melakukan pelacakan kasus gizi berbasis masyarakat.

Dengan begitu, penderita underweight dan wasting atau kekurangan gizi akut dapat mengabarkan tenaga medis. Setelah itu, tim gizi pun wajib untuk menindaklanjuti kasus tersebut.

”Dari sisi penanganan, SDM dalam hal ini tenaga gizi sudah terdistribusi. Tenaga bantuan operasional kesehatan (BOK) juga tersebar dan penjaringan surveilans lebih mudah. Kami serius menangani ini,” ujar dia.

Baca Juga: Meski Sudah Musim Hujan, Permintaan Air Bersih di Cianjur Masih Tinggi

Irvan mengatakan, hingga saat ini juga ada 8 puskesmas yang menjadi pusat rujukan awal untuk kasus gizi. Selain itu, tenaga kesehatan juga sudah langsung turun ke masyarakat untuk pemberian makanan tambahan (PMT) gizi melalui posyandu.

Ia menjelaskan, terdapat kegiatan memasak makanan di posyandu terutama untuk balita dengan gizi bermasalah. Sejauh ini, kegiatan itu sudah berjalan di 33 desa.

Namun, ia memastikan jika pemerintah tidak lepas tangan terkait kondisi kesehatan gizi balita di Cianjur.

Halaman:

Editor: Abdul Muhaemin


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x