PR CIANJUR – Ahmad Wahib dan Soe Hok Gie merupakan dua eksponen berbeda latar belakang. Namun, keduanya menyandang status mulia, Mahasiswa.
Dunia kemahasiswaan Indonesia di dekade kedua abad ke-21 ini terasa sangat datar, dikutip Pikiran Rakyat Cianjur dari buku Pergolakan Pemikiran Islam dan Catatan Seorang Demonstran.
Tak ada aktivitas baik itu akademik, organisasi, maupun aksi parlemen jalanan yang menggugah kesadaran bangsa Indonesia.
Baca Juga: Konflik Inggris dan Belanda yang Terlupakan, Buah Pala, Harta Karun Antara Run dan Manhattan
Ada apa dengan mahasiswa Indonesia ? alih-alih proses transisi dari budaya literasi konvensional menuju digital yang seharusnya lebih memasifkan pergerakan mahasiswa baik di intra maupun ekstra kampus ternyata untuk saat ini kurang berpengaruh secara signifikan.
Baiknya bila kita melihat pada sosok Ahmad Wahib dan Soe Hok Gie. Dua orang mahasiswa Indonesia angkatan ’66 ini sangat rajin dalam menulis.
Permasalahan yang dikemukakan dalam tulisannya pun sangat kompleks. Mulai dari ranah negara hingga kehidupan pribadi masing-masing.
Baca Juga: Persembahan untuk Sang Ibu, Chord Gitar dan Lirik Hanya Rindu - Andmesh Kamaleng
Pergolakan pemikiran dalam diri keduanya yang notabene merupakan aktivis kampus tersebut sampailah di abad ke-21 ini dengan bentuk sebuah buku.
Artikel Rekomendasi