Mahfud pun mengungkapkan belasungkawanya kepada para keluarga korban.
"Kepada keluarga korban, kami menyampaikan belasungkawa. Kami juga berharap agar keluarga korban bersabar dan terus berkordinasi dgn aparat dan petugas pemerintah di lapangan. Pemda Kabupaten Malang akan menanggung biaya rumah sakit bagi para korban," ucap Mahfud.
Dikatakan Mahfud, sebenarnya koordinasi sudah dilakukan dengan berbagai pihak.
"Sebenarnya, sejak sebelum pertandingan pihak aparat sdh mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul teknis di lapangan," bebernya.
Mahfud mencontohkan mengenai jadwal pertandingan yang seharusnya dilakukan sore hari. "Misal, pertandingan agar dilaksanakan sore (bukan malam), jumlah penonton agar disesuaikan dgn kapasitas stadion yakni 38.000 orang. Tapi usul2 itu tidak dilakukan oleh Panitia Pelaksana yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan ticket yang dicetak jumlahnya 42.000," ungkapnya.
Baca Juga: Persib Bandung vs Persija Jakarta, Rachmat Irianto: Pertarungan Harga Diri
Mahfud pun menekankan tragedi Kanjuruhan bukanlah bentrokan dua suporter.
"Perlu saya tegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antar supporter Persebaya dgn Arema. Sebab pada pertandingan itu supporter Persebaya tidak boleh ikut menonton. Supporter di lapangan hanya dari pihak Arema. Oleh sebab itu, para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak nafas. Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antar supporter," terangnya
Artikel Rekomendasi