PR CIANJUR - Menyoroti aksi pelajar yang ikut dalam unjuk rasa penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja di beberapa daerah Indonesia, Guru Besar Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI, Prof. Juntika Nurihsan berkomentar.
Ia menilai aksi tersebut merupakan bentuk kesadaran terhadap kondisi bangsa.
Namun, ia pun menyayangkan karena aksi tersebut berujung kepada tindakan vandalisme dan kericuhan.
Baca Juga: 8 Aktivis KAMI Ditahan, Gatot Nurmantyo: Mereka Semua Pejuang, Bukan Karbitan!
Juntika mengatakan, pelajar seharusnya bisa menahan diri dan bertindak lebih positif, produktif serta tidak merusak fasilitas publik.
"Satu sisi kita bangga karena ada kesadaran, tapi di sisi lain kita prihatin karena anarksinya itu. Bagusnya kalau pendidikan itu membangun ke arah yg lebih positif, dengan cara positif, tidak merusak," ujar Juntika saat On Air di Radio 107,5 PRFM News Channel, Rabu 14 Oktober 2020.
"Modelling pendidikan politik yang baik itu yang belum ada, Indonesia kan negara Pancasila, musyawarah mufakat, tidak saling menjelekkan, menghancurkan, harusnya saling mendukung, jadi harus ada kepedulian untuk mendengar aspirasi dari semua komponen bangsa," tambahnya.
Disinggung seberapa penting pendidikan politik, menurutnya politik itu baik untuk membangun kesadaran sebagai warga negara untuk membangun negara dengan baik.
Baca Juga: Yahoo Groups Tutup Permanen Akhir Tahun Setelah 20 Tahun Menemani
Artikel Rekomendasi