Aksi Tunjuk Hidung Soal Covid-19 Warnai Sidang Majelis Umum PBB, Paradoksal Antara AS dan Tiongkok

23 September 2020, 15:19 WIB
Presiden AS Donald Trump saat menyampaikan pidatonya di Sidang Majelis Umum ke-75 PBB. /Reuters/

PR CIANJUR - Sidang Majelis Umum ke-75 yang diselenggarakan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mulai Selasa, 15 September 2020 hingga Rabu, 30 September 2020 mendatang.

Para pemimpin negara diundang untuk berbicara langsung secara virtual dalam sesi khusus Majelis Umum ke-75 PBB pada Selasa hari ini.

Kesempatan ini diwarnai aksi saling tuding soal siapa yang lebih bertanggung jawab atas pandemi Covid-19.

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu ini untuk Sambut Gajian

Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok untuk saling 'tunjuk hidung' membahas hal tersebut.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari The Guardian, Presiden AS Donald Trump menuding Tiongkok bertanggung jawab atas menyebarnya virus corona Covid-19.

Dalam pidato resmi, Trump mengeluarkan retorika-retorika yang menyerang langsung Tiongkok demi memuaskan keinginan pendukungnya di AS.

Konglomerat itu menjanjikan 'masa depan yang cerah', namun dunia harus 'menagih tanggung jawab merebaknya wabah kepada Tiongkok'.

Baca Juga: Pernyataan Kontroversial Dirjen WHO: Vaksin Covid-19 yang Sedang Dikembangkan Belum Tentu Efektif

Tak cuma Tiongkok, ia pun menyerang Organisasi Kesehatan Dunia, WHO yang diklaimnya berada dalam kendali Beijing.

Selain itu, Trump tak sungkan untuk mengklaim ulang kebenaran konspirasi yang mengatakan tidak ada bukti penularan virus corona Covid-19 antarmanusia.

Di sisi lain, ia menjanjikan distribusi vaksin dan menegaskan virus itu akan segera dikalahkan dan dunia memasuki era kesejahteraan yang baru.

Trump mengakhiri pidatonya dengan menuduh pandemi Covid-19 dimunculkan demi mengalihkan perhatian PBB, sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya pada artikel "Sidang Majelis Umum ke-75 PBB Diwarnai Aksi Tuding Soal Covid-19, Tiongkok dan AS Curi Perhatian".

Baca Juga: Rizal Ramli Pertanyakan Defisit APBN Sebesar Rp500,5 Triliun per Agustus 2020

Ia mengklaim masalah dunia sebenarnya yang harus jadi fokus PBB adalah 'terorisme, penindasan perempuan, kerja paksa, penjualan narkoba, perdagangan manusia dan PSK, persekusi agama, dan genosida minoritas'.

Perwakilan Tiongkok untuk PBB Zhang Jun membalas semua ucapan Donald Trump dengan keras.

"Dunia sedang berada di tengah persimpangan. Saat ini, dunia lebih butuh solidaritas dan kerjasama, bukan konfrontasi," ujarnya.

Baca Juga: Usai Kalah dari Liverpool, Antonio Rudiger Pertimbangkan Enyah dari Chelsea Karena Jarang Dimainkan

Presiden Tiongkok Xi Jinping menegaskan Beijing akan selalu menjadi sahabat karib PBB dan menyediakan dana tambahan untuk pengembangan vaksin Covid-19.

"Kami akan terus berupaya mempersempit perbedaan dan menyelesaikan sengketa dengan negara lain lewat dialog serta negosiasi," klaim Xi.

"Kami tak ingin serakah membangun sendiri atau terlibat dalam zero sum game. Unilateralisme (kebijakan sepihak) telah mati," imbuhnya.

Rivalitas AS-Tiongkok yang terus dikompor-kompori Trump memang menjadi perhatian utama dalam Majelis Umum PBB virtual pertama sepanjang sejarah ini.

Baca Juga: Alhamdulillah, Mulai 1 November 2020 Umrah Kembali Dibuka, Kuota Jamaah Dibatasi

Namun, hal tersebut membuat Presiden Prancis Emmanuel Macron muak dan menuduh AS maupun Tiongkok sebagai biang keladi kekacauan dunia sekarang.

Menurut Macron, Dewan Keamanan PBB telah dibuat lumpuh saat menghadapi pandemi Covid-19 maupun darurat iklim oleh kedua adidaya itu.

Salah satu yang paling berpengaruh terhadap DK PBB ialah sanksi sepihak AS kepada Iran untuk 'tekanan maksimum' atas pengembangan nuklirnya.***(Mahbub Ridhoo Maulaa/Pikiran-rakyat.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: The Guardian Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler