Kekayaan Jack Ma Malah Melesat Capai Rp21.900 Triliun di Masa Pandemi, Ternyata Ini Sebabnya

21 Oktober 2020, 21:12 WIB
Potret pemilik Alibaba Group, Jack Ma. /AFP//AFP

PR CIANJUR - Lebih banyak dari harta gabungan lima tahun terakhirnya, miliarder asal Tiongkok, Jack Ma memperoleh tambahan kekayaan sebanyak 1,5 triliun USD (Rp21.900 triliun) sepanjang tahun 2020.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman The Straits Times, Co-founder dan mantan Ketua Eksekutif Alibaba itu sekali lagi menduduki puncak daftar orang terkaya di Tiongkok setelah kekayaanya melonjak 45 persen menjadi 58,8 miliar USD (Rp861 triliun).

Penambahan tersebut didapatkan Jack Ma dari e-commerce serta penjualan game yang meledak semasa pandemi virus corona baru (Covid-19).

Baca Juga: Stefan Bradl Bandingkan Alex Marquez dengan Jorge Lorenzo: Alex Sangat Memahami Motornya

Perusahaan belanja online-nya mengalami lonjakan bisnis karena lockdown Covid-19 di seluruh negara selama berbulan-bulan lamanya. Terutama karena IPO yang akan datang dari raksasa fintech Ant Group.

Jack Ma diikuti oleh Pony Ma dengan kekayaan 57 miliar USD (Rp834 triliun), yang merupakan pimpinan dan CEO perusahaan teknologi Tencent dengan memperoleh tambahan 50 persen kekayaan.

Meski berada di peringkat 2, Pony Ma khawatir tentang prospek perusahaannya di Amerika Serikat (AS) setelah ancaman keamanan nasional di Negeri Paman Sam.

Baca Juga: Ernest Prakasa Komentari Pemerintahan Jokowi, Ferdinand Hutahaean: Mungkin Kamu Lupa Bersyukur

Zhong Shanshan bos perusahaan air kemasan Nongfu, berada di peringkat ketiga dengan kekayaan mencapai 53,7 miliar USD (Rp786 triliun).

Kepala peneliti Hurun Report, Rupert Hoogewerf mengatakan fenomena ini sebelumnya belum pernah terjadi, seperti diberitakan Pikiran-Rakyat.com pada artikel "Berkat Pandemi Covid-19, Kekayaan Jack Ma Melesat hingga Capai Rp21.900 Triliun".

"Dunia belum pernah melihat kekayaan sebanyak ini tercipta hanya dalam satu tahun. Pengusaha China telah melakukan jauh lebih baik dari yang diharapkan. Meskipun Covid-19, mereka telah mencatat rekor," ujarnya.

Baca Juga: Ini Mobil Jalanan Tercepat di Dunia, SSC Tuatara Tembus 532,93km/jam

Menurut Hoogewerf, Tiongkok menjauh dari sektor bisnis tradisional seperti manufaktur dan real estate, menuju ekonomi baru.

Wang Xing, pendiri aplikasi pesan-antar makanan Meituan, melipatgandakan kekayaannya dan melonjak dari posisi 54 ke posisi 13 dengan kekayaan mencapai 25 miliar USD (Rp366 triliun).

Sementara itu, Richard Liu selaku pendiri platform belanja online JD.com menggandakan tumpukan uangnya menjadi 23,5 miliar USD (Rp344 triliun).

Pengusaha alat-alat medis Jiang Rensheng pun melipat gandakan kekayaanya menjadi 19,9 miliar USD (Rp291 triliun) semasa pandemi Covid-19 ini.

Baca Juga: Sebut Valentino Rossi Dulu Bagai Pembunuh, Casey Stoner Kini Sedih Melihat The Doctor Masih Berlomba

Sepanjang tahun 2020 ini, Tiongkok telah menghasilkan 257 miliarder baru, sehingga total miliarder di Negeri Tirai Bambu itu mencapai 878 orang.

Bahkan, jumlah tersebut diketahui mengalahkan jumlah miliarder di Amerika Serikat (AS), yang memiliki 788 miliarder.

Jumlah miliarder baru itu buntut dari melonjaknya pasar saham Tiongkok, serta banyak perusahaan IPO serta pertumbuhan di sektor teknologi juga dapat menjadi salah satu faktor tersebut.

Baca Juga: Berita Duka, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor KH Abdullah Syukri Zarkasyi Meninggal Dunia

Sebagaimana diketahui sebelumnya, Tiongkok menutup kota-kota besar mereka pada akhir Januari dan Februari untuk menghentikan penyebaran Covid-19.

Virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan itu menyebabkan kontraksi ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya pada kuartal pertama.

Dengan infeksi yang tampaknya terkendali, Tiongkok nampaknya kembali di jalur untuk menjadi satu-satunya negara ekonomi besar yang berkembang di tahun 2020 ini.

Baca Juga: Seorang Kakek Sebatang Kara di Tasikmalaya Ditemukan Tergantung di Dapur Rumahnya Oleh Tetangga

Pada masa-masa Covid-19 di Tiongkok yang sudah terkendali ini, banyak karyawan dan lulusan baru berjuang untuk mencari pekerjaan.

Tingkat pengangguran setiap kota di Tiongkok turun tipis menjadi 5,4 persen pada September 2020 lalu.***(Sarah Nurul Fatia/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: The Straits Times Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler