Presiden Mesir Ikut Kecam Emmanuel Macron Soal Pemenggalan Guru, Singgung Perasaan 1,5 Miliar Orang

29 Oktober 2020, 13:07 WIB
Hosni Mubarak, mantan Presiden Mesir. /Twitter/@AlaaMubarak_

PR CIANJUR - Kecaman dari masyarakat internasional datang pada Presiden Prancis, Emmanuel Macron saat ia memberi tanggapan mengenai kasus pemenggalan guru sejarah.

Seorang pria muda berusia 18 tahun memenggal guru sekolah menengah usai menunjukkan karikatur Nabi Muhammad SAW kepada para muridnya.

Karena disebut melakukan perlawanan ketika ditangkap sejauh 600 meter dari lokasi pemenggalan, tersangka kemudian ditembak mati oleh polisi setempat.

Baca Juga: Cara Baru BRI Tingkatkan Literasi Keuangan Pelaku UMKM Melalui Sekolah Pasar dan UMKM

Menurut Emmanuel Macron, tindakan guru sejarah itu sebenarnya masuk dalam kebebasan berekspresi dan kepercayaan.

Tak sedikit publik lalu mengecam Emmanuel Macron karena memicu islamophobia di dunia.

Tanggapan senada dikeluarkan pula oleh Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi pada Rabu, 28 Oktober 2020 seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Reuters.

Ia menilai bahwa kebebasan berekspresi yang disebut oleh Emmanuel Macron harus dihentikan jika menyinggung lebih dari 1,5 miliar orang.

Baca Juga: Suzuki GSX-R150 Edisi Joan Mir dan Alex RIns di MotoGP 2020 Sudah Meluncur, Harganya?

Presiden Mesir pun menegaskan bahwa ia dengan tegas menolak bentuk kekerasan atau terorisme dari siapa pun atas nama membela agama, simbol atau ikon agama.

"Kami juga punya hak. Kami memiliki hak agar perasaan kami tidak disakiti dan agar nilai-nilai kami tidak disakiti," ujarnya.

Dalam kesempatannya berpidato menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut, ia menambahkan bahwa kebebasan berekspresi yang disebut oleh Emmanuel Macron justru membuat miliaran orang merasa sakit hati.

"Dan jika beberapa orang memiliki kebebasan untuk mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran mereka, saya membayangkan bahwa ini berhenti ketika harus menyinggung perasaan lebih dari 1,5 miliar orang," ujarnya.

Imam Besar Universitas al-Azhar Mesir pun meminta agar komunitas internasional mengkriminalisasi tindakan 'anti-muslim' tersebut, seperti diberitakan Pikiran-Rakyat.com pada artikel "Ikut Kecam Emmanuel Macron Soal Pemenggalan Guru, Presiden Mesir: Singgung Perasaan 1,5 Miliar Orang".

Baca Juga: Kejar Pahala dengan 5 Amalan Sunnah Ini Seraya Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Adapula pernyataan dari Kepala Lembaga Universitas al-Azhar, Sheikh Ahmed al-Tayeb yang mengatakan bahwa pihaknya dengan keras menolak penggunaan sentimen anti-Muslim untuk menggalang suara dalam pemilihan.

Selain Mesir Turki dan Pakistan melakukan tindakan tegas sebagai tanggapan dari pernyataan Emmanuel Macron.

Melalui pemimpinnya, Tayyip Erdogan, Turki telah menyerukan agar produk asal Prancis segera diboikot.

Parlemen Pakistan pun mengeluarkan resolusi yang mendesak pemerintah untuk menarik utusannya dari Prancis sebagai bentuk 'protes'.***(Farida Al-Qodariah/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Reuters Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler