Hong Kong Cabut Kewajiban Karantina Kedatangan dari Tiongkok Setelah Risiko Covid-19 kian Rendah

29 Oktober 2020, 14:12 WIB
Kota Hong Kong. /Pixabay

PR CIANJUR - Diketahui bahwa sebelumnya orang yang datang di Hong Kong dari Tiongkok wajib menjalani karantina selama 28 hari.

Namun mulai November nanti, Pemerintah Wilayah Administrasi Khusus Hong Kong (HKSAR) mencabut aturan wajib karantina 14 hari bagi orang yang baru kembali dari China daratan.

Pemerintah HKSAR berencana mengeluarkan aturan kewajiban menunjukkan hasil negatif tes asam nukleat (tes usap) bagi siapa saja yang baru datang dari China.

Baca Juga: Jon Jones Tak Terima Khabib Peringkat Pertama P4P: 15 Gelar Dibanding 4, Kalian Bercanda?

Spesialis saluran pernapasan Hong Kong Leung Chi Chiu menilai saat ini waktu yang paling tepat mencabut kewajiban karantina karena risiko penularan Covid-19 di China lebih rendah daripada di Hong Kong.

Namun untuk meminimalkan risiko penularan di Hong Kong, dia menyarankan otoritas setempat mewajibkan siapa saja yang datang dari China harus menunjukkan surat.

Atau sertifikat kesehatan yang di dalamnya mencantumkan tidak pernah mengunjungi wilayah berisiko tinggi Covid-19 dalam 14 hari terakhir.

Sementara itu, orang di luar Tiongkok yang masuk ke Hong Kong tetap diwajibkan menjalani karantina di hotel dengan biaya sendiri.

Baca Juga: Entah Merendah Atau Pesimis, Vinales: Tak Mungkin Saingi Suzuki Perebutkan Gelar Juara MotoGP 2020

Sama halnya dengan di China daratan. Siapa saja yang baru datang dari negara lain wajib melakukan karantina di hotel yang ditentukan pemerintah setempat atas biaya sendiri.

Karantina wajib dilakukan di Shenzhen, Provinsi Guangdong, selama 14 hari dan di Hong Kong 14 hari sisanya, seperti diberitakan Pikiran-Rakyat.com pada artikel "Risiko Covid-19 kian Rendah, Hong Kong Cabut Kewajiban Karantina Kedatangan dari Tiongkok".

Pencabutan kewajiban tersebut mendapatkan sambutan positif dari masyarakat, demikian dilaporkan laman berita China News, Kamis, 29 Oktober 2020.

Dikutip Pikiran-rakyat.com melalui Antara, kebijakan baru itu sangat membantu orang-orang yang mendesak ingin kembali ke Hong Kong, seperti untuk perawatan kesehatan dan mengurus berbagai persoalan keuangan dan pajak, demikian penuturan Wakil Direktur Pusat Pelayanan Konsultasi Serikat Perdagangan Hong Kong di Shenzhen, Fung Wing Cheong.

Baca Juga: Mayangsari Kembali ke Dunia Hiburan Usai 7 Tahun Vakum, Bambang Trihatmodjo Tak Melarang

Demikian halnya dengan Ko Shing Cu (75), warga Hong Kong di Shenzhen, yang menyambut gembira kebijakan baru itu karena bisa memberikan kesempatan baginya untuk menjalani konsultasi medis dan pengobatan di Hong Kong.

Karantina 14 hari di Shenzhen membuat dia tidak nyaman, selain juga menghabiskan banyak uang, sehingga dia tidak akan kembali ke Hong Kong sebelum aturan pembatasan tersebut dicabut.***(Gita Pratiwi/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat China News

Tags

Terkini

Terpopuler