"Sepuluh menit setelah mendapat suntikan, pria itu mengalami mata bengkak, pusing, dan tenggorokan gatal," kata pihak rumah sakit Bartlett dalam sebuah pernyataan.
Dikutip dari CBS News, pihak RS mengatakan reaksi pada pria itu tidak dianggap anafilaksis dan sudah pulih setelah satu jam.
Baca Juga: Jokowi Berikan Santunan Kepada Korban Terorisme, Pendampingan Psikologis Sudah Diberikan Sejak 2018
"Dia merasa benar-benar kembali normal dalam satu jam dan dibebaskan," setelah perawatan di unit gawat darurat dengan epinefrin, Pepcid dan Benadryl," kata rumah sakit.
Tanggapan pihak Pfizer dan FDA AS
Dikutip Pikiran-rakyat.com dari Reuters, Pfizer mengatakan vaksinnya dilengkapi dengan peringatan yang jelas bahwa perawatan dan pengawasan medis yang tepat harus selalu tersedia jika terjadi anafilaksis, tetapi akan memperbarui bahasa pelabelan untuk vaksin jika diperlukan.
Pemberian vaksin di AS dimulai Senin, 14 Desember setelah otorisasi penggunaan darurat oleh FDA minggu lalu.
Baca Juga: Kabar Gembira, Guru Madrasah Segera Cek Akun Simpatika Kemenag Untuk Pencairan BSU Tahun 2020
Dosis awal telah disisihkan untuk petugas kesehatan dan penghuni panti jompo.
Mantan Kepala Ilmuwan FDA, Jesse Goodman menyebut reaksi alergi itu mengkhawatirkan tetapi dia mengatakan bahwa lebih banyak informasi harus diketahui untuk lebih memahami risikonya.
Artikel Rekomendasi