Jepang Hapus Batalion Nasionalis Azov dari Daftar Organisasi Teroris, Kemenlu Rusia: Ini Bukan Pertama Kalinya

- 14 April 2022, 05:10 WIB
Batalyon Azov
Batalyon Azov /Roman Pilipey/EPA/

 

JENDELA CIANJUR - Rusia menuduh batalion nasionalis Azov melakukan sejumlah kejahatan perang di Ukraina dan di Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (DPR dan LPR), tempat mereka beroperasi sejak 2014.

Kementerian Luar Negeri Rusia telah mengutuk keputusan Jepang untuk menghapus batalyon nasionalis Azov Ukraina dari daftar organisasi teroris dan mengatakan bahwa ini menandai Tokyo sebagai kaki tangan kelompok neo-Nazi.

"Sayangnya, ini bukan pertama kalinya dalam sejarah Jepang, ketika pemerintahnya berpihak pada rezim yang tidak manusiawi," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Maria Zakharova.

Kementerian lebih lanjut berpendapat bahwa langkah seperti itu merusak keamanan Jepang sendiri.

Zakharova mengingat bahwa warga Jepang mengalami serangan teroris di seluruh dunia belum lama ini dan mencatat bahwa Rusia memberikan dukungan aktifnya dalam menyelesaikan insiden tersebut.

Baca Juga: Saddil Ramdani dan Elkan Baggott Terancam Tak Bisa Gabung Timnas Indonesia U-23

Kementerian Pertahanan Jepang sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya akan mempertimbangkan untuk mengirimkan bantuan lebih lanjut kepada Angkatan Bersenjata Ukraina, termasuk batalyon nasionalis Azov, yang berulang kali kedapatan melakukan kejahatan perang selama kampanye Kiev melawan Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (DPR dan LPR).

Badan Intelijen Keamanan Publik Jepang (PSIA) menghapus batalion nasionalis Azov dari buku pegangan 2021 tentang terorisme internasional, di mana ia ditandai sebagai organisasi neo-Nazi, kata badan itu pada 9 April.

Ia mengklaim bahwa organisasi itu dimasukkan dalam buku pegangan secara tidak sengaja karena informasinya telah dikumpulkan dari berbagai sumber terbuka.

Halaman:

Editor: AR Rachmawati


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x