Network
JENDELA CIANJUR - Pasukan Rusia dan unit Milisi Rakyat Donetsk mengepung kota pantai Laut Azov, Mariupol pada awal Maret, menjebak ribuan tentara Ukraina, pejuang Resimen Azov neo-Nazi, dan tentara bayaran asing di pusat pelabuhan strategis.
Dalam beberapa hari terakhir, pasukan Ukraina telah melakukan beberapa upaya untuk mengevakuasi komandan dari reruntuhan kota.
Apache, sebuah kapal kargo kering yang berlayar di bawah bendera Malta, tiba-tiba berubah arah saat dalam perjalanan melalui Laut Azov dan berusaha menerobos blokade angkatan laut Mariupol yang ditegakkan oleh kapal-kapal Armada Laut Hitam Rusia dan patroli perbatasan, ungkap juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov.
“Pada malam 8 April, rezim di Kiev melakukan upaya baru yang gagal untuk mengevakuasi para pemimpin pejuang neo-Nazi (terjebak di Mariupol) melalui laut. Di malam hari, kapal kargo kering Ukraina Apache, ditugaskan ke pelabuhan Malta. dari Valletta dan mengibarkan bendera Malta, mengikuti karavan kapal dari Taganrog Bay ke Selat Kerch," kata Konashenkov dalam briefing Sabtu, 9 April 2022.
"Pada pukul 10:38 malam, 30 km tenggara Mariupol, kapal tiba-tiba berubah arah dan berusaha menerobos ke pelabuhan Mariupol, diblokir dari laut oleh pasukan Armada Laut Hitam (Rusia)," kata perwira itu.
Baca Juga: Ingin Tembus Empat Bersar Liga Inggris, Arsenal Malah Babak Belur Dihajar Brighton
Kapal itu mengabaikan permintaan kapal patroli Rusia untuk berkomunikasi melalui saluran internasional, dan tembakan peringatan gagal mengubah arahnya, menurut Konashenkov.
Sebagai gantinya, radio kapal mengirimkan pesan "Ini adalah 'Maniac', saya datang untuk Anda," dan sinyal kebakaran diamati dari daerah pantai yang dikuasai Ukraina.
Untuk memblokir pergerakan lebih lanjut dari kapal pengganggu, sebuah kapal Armada Laut Hitam dan kapal patroli perbatasan Rusia menembaki Apache. Api berkobar di atas kapal setelah menabrak langsung ke buritan.
Artikel Rekomendasi