Serangan Rudal Iskander Rusia Tewaskan 10 Tentara Ukraina di Kota Dnipro, Negara Barat Gemborkan Russophobia

- 27 Mei 2022, 21:02 WIB
Rudal Iskander milik Rusia menyerang Kota Dnipro di Ukraina dan menewaskan 10 tentara Zelensky.
Rudal Iskander milik Rusia menyerang Kota Dnipro di Ukraina dan menewaskan 10 tentara Zelensky. //defenceview.in

 

JENDELA CIANJUR - Serangan Rusia terhadap fasilitas militer di pusat kota Ukraina, Dnipro, Jumat 25 Mei 2022, pagi, menewaskan hampir selusin tentara musuh.

Selain itu, serangan Rusia itu juga dilaporkan melukai lebih dari 30 orang tentara Ukraina lainnya, kata seorang pejabat pertahanan setempat.

“Sebuah pusat pelatihan garda nasional dihantam rudal Iskander pagi ini. Orang-orang terbunuh. Sayangnya, sekitar 10 orang tewas dan antara 30 dan 35 orang terluka,” kata Gennady Korban, kepala daerah dari garda nasional, kepada media lokal Ukraina mengutip Al Arabiya.

Dnipro di Ukraina tengah telah lolos dari beban kerusakan yang ditimbulkan oleh pasukan Rusia dalam lebih dari tiga bulan pertempuran.

Baca Juga: AS Blokir Aset Milik Afghanistan Secara Ilegal, Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Turun Tangan

Kota itu sejak awal menjadi pusat bagi pengungsi Ukraina yang melarikan diri dari pertempuran lebih jauh ke timur.

Gubernur wilayah Valentin Reznitchenko sebelumnya mengatakan bahwa rudal tersebut menyebabkan "kehancuran serius". Sementara petugas penyelamat sedang mencari orang-orang di bawah puing-puing bangunan yang rusak.

Serangan itu terjadi setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan awal pekan ini bahwa 87 orang tewas dalam serangan Rusia di pangkalan militer Ukraina di utara ibukota Kyiv pada 17 Mei.

Baca Juga: Kanselir Jerman Sebut Putin Tak Akan Menang Perang, Hingga Bulan Keempat Rusia Masih Tumpul Hadapi Ukraina

Sementara itu di hari yang sama, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menuduh jika negara-negara Barat melancarkan "perang total" terhadap Rusia, rakyat, serta budayanya saat Moskow melanjutkan operasi militernya di Ukraina.

“Barat telah menyatakan perang terhadap kami, di seluruh dunia Rusia. Budaya membatalkan Rusia dan segala sesuatu yang berhubungan dengan negara kita sudah mencapai titik absurditas,” kata Lavrov.

Dia menuduh negara Barat melarang penulis, komposer, dan tokoh budaya Rusia lainnya.

"Aman untuk mengatakan bahwa situasi ini akan bersama kami untuk waktu yang lama," tambahnya.

Baca Juga: Penyerahan Mariupol ke Rusia Menambah Kesengsaraan Ukraina

Menurut Lavrov, Washington dan satelitnya menggandakan, tiga kali lipat, empat kali lipat upaya mereka untuk menahan negara Rusia. 

Dia mengatakanjika negara Barat menggunakan berbagai alat– dari sanksi ekonomi sepihak hingga propaganda palsu sepenuhnya di ruang media global.

“Di banyak negara Barat, Russophobia sehari-hari telah menjadi sifat yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan, yang sangat kami sesalkan, didorong oleh kalangan pemerintah di sejumlah negara,” kata Lavrov.

Ibu kota Barat menampar Moskow dengan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya setelah Presiden Vladimir Putin mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari.***

Editor: R Wisnu Saputra

Sumber: Al Arabiya


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini