Presiden Lebanon Menduga Ledakan di Beirut Akibat Bahan Peledak yang Ditimbun Selama 6 Tahun

- 5 Agustus 2020, 11:59 WIB
Salah satu lokasi yang terkena dampak akibat ledakan besar yang terjadi di area pelabuhan Beirut, Lebanon pada 4 Agustus 2020.
Salah satu lokasi yang terkena dampak akibat ledakan besar yang terjadi di area pelabuhan Beirut, Lebanon pada 4 Agustus 2020. /REUTERS/Issam Abdallah

PR CIANJUR - Pasca ledakan besar yang mengguncang Ibu Kota Lebanon, Beirut yang terjadi pada Selasa, 4 Agustus 2020 waktu setempat, puluhan warga telah dilaporkan meninggal dunia.

Selain itu, ribuan orang lainnya mengalami luka-luka yang kini tengah dievakuasi ke rumah sakit.

Petugas penyelamat di Lebanon terus mencari korban selamat yang masih tertimbun puing-puing bangunan akibat ledakan tersebut.

Ledakan yang berlokasi di kawasan pelabuhan itu sempat mengguncangkan seluruh Ibu Kota, sehingga membuat banyak bangunan roboh.

Baca Juga: Diduga Jadi Korban Pembunuhan, Wanita Muda Ditemukan Tewas di Apartemen Depok dengan Kaki Terikat

Dilansir Pikiranrakyat-Cianjur.com dari Reuters, Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan sebanyak 2.750 ton amonium nitrat ditimbun selama enam tahun di gudang pelabuhan menjadi pemicu ledakan tersebut.

Lebih lanjut, Michel Aoun mengungkapkan bahwa penimbunan zat kimia bersifat eksplosif itu tanpa memperhatikan aspek keamanan.

Amonium nitrat adalah senyawa kimia yang biasa digunakan untuk pupuk dan menjadi campuran zat dalam konstruksi pertambangan.

Presiden meminta kabinet pemerintahan menggelar rapat darurat terkait ledakan itu, serta mengatakan status darurat selama dua pekan harus segera diumumkan.

Baca Juga: Cek Fakta: WhatsApp Dikabarkan Bagi-bagi Kuota Gratis 35 GB dalam Rangka HUT ke-11

Halaman:

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

x