Kepemimpinan sipil dalam pemerintahan transisi Sudan, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Abdalla Hamdok, telah menolak hubungan diplomatik dengan Israel.
Donald Trump mengumumkan kesanggupan Sudan setelah dia mencoret negara itu pada daftar negara-negara pendukung terorisme sekaligus mencabut blokade ekonomi dan investasi dari negara anggota Liga Arab tersebut.
Israel dan Sudan telah sepakat untuk berdamai dan menormalisasi hubungan mereka dalam perjanjian penting lainnya yang ditengahi oleh Presiden Trump.
Demonstrators in Khartoum burn the Israeli flag in a message to the government against normalizing ties between #Sudan and #Israel. pic.twitter.com/Vh3om3sc23— Joe Truzman (@Jtruzmah) October 21, 2020
"Mereka memilih masa depan di mana orang Arab dan Israel, Muslim, Yahudi, dan Kristen dapat hidup bersama, berdoa bersama, dan bermimpi bersama, berdampingan, dalam harmoni, komunitas, dan damai," kata Donald Trump dikutip Pikiran-rakyat.com dari laman resmi Gedung Putih.
Baca Juga: Tanda Belasungkawa atas Kepergian Pimpinan Gontor KH. Abdullah Syukri, Palestina Gelar Salat Gaib
Dalam beberapa minggu mendatang, kedua negara akan memulai negosiasi perjanjian kerja sama di bidang pertanian, ekonomi, perdagangan, penerbangan, masalah migrasi, dan bidang lain yang saling menguntungkan.
Perjanjian perdamaian bersejarah ini mengikuti normalisasi serupa antara Israel-Uni Emirat, Arab Saudi dan Israel-Bahrain.***(Julkifli Sinuhaji/Pikiran-Rakyat.com)
Artikel Rekomendasi