Ini Urutan Shalat Ghaib Bagi Jenazah Putra Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Eril

3 Juni 2022, 09:33 WIB
Doa bersama dan sholat gaib untuk Eril /JG/Juniar/Pemkot Bandung


JENDELA CIANJUR - Putra Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadz dinyatakan meninggal dunia setelah tenggelam di Sungai Aare, Bern, Swiss sejak Kamis 26 Mei 2022 lalu.

Pihak keluarga pun langsung berkoordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Barat untuk mengambil keputusan.

Baca Juga: Eril Dinyatakan Wafat Tenggelam di Sungai Aare, Ini Kata Keluar Besar Ridwan Kamil!

MUI Jawa Barat pun lalu menyerukan untuk warga Jawa Barat agar menggelar Shalat Ghaib baik sebelum shalat Jum'at maupun sesudahnya.

Diserukannya shalat ghaib menurut Ketua MUI Jabar Prof. Dr. KH. Rachmat Syafe'i, LC, MA, mengatakan hal ini dilakukan lantaran jenazahnya tidak ada atau belum ditemukan.

"Sholat ghaib juga dilakukan untuk jenazah yang tidak diketahui keberadaannya, seperti dalam kecelakaan pesawat, tenggelam dan sebagainya," ungkap Rachmat Syafe'i.

Baca Juga: Ini Tata Cara Sholat Ghaib, Untuk Jenazah Eril yang Belum Ditemukan di Sungai Aare, Swiss

Sementara untuk tata cara sholat ghaib tidak jauh berbeda dari tata cara sholat jenazah. Perbedaannya hanya pada niat dan ada tidak adanya jenazah di hadapannya.

Berikut adalah tata cara atau rukun sholat gaib yang harus dilakukan.

1. Niat

Pertama adalah niat ,sama halnya dengan sholat lainnya, sholat gaib wajib dilakukan dengan niat.
lafal niat sholat gaib untuk Jenazah Laki-laki :

Ushallî ‘alâ mayyiti (fulân) al-ghâ-ibi arba’a takbîrâtin fardhal kifayâti imâman/ma’mûman lillâhi ta’âlâ.

Artinya,

“Saya menyalati jenazah ‘Si Fulan (sebutkan namanya)’ yang berada di tempat lain empat takbir dengan hukum fardhu kifâyah sebagai imam/makmum karena Allah ta’âlâ.”  

 Baca Juga: Jasad Eril Belum Ditemukannya, Ridwan Kamil Meyakini Putranya Meninggal Dunia Karena Tenggelam

2. Berdiri bila Mampu

Pada shalat ghaib ini dilakukan dengan cara berdiri tidak seperti sholat lima waktu. Dalam Shalat Ghaib tidak ada sujud maupun ruku.

Namun, bagi yang tidak mampu dapat melaksanakan sholat dalam posisi duduk.


3. Takbir Empat Kali

Selanjutnya adalah membaca 4 takbir termasuk takbiratul ihram, yang dilanjutkan membaca surat Al Fatihah pada takbir pertama.

Takbir kedua membaca sholat atas nabi minimal sholat pendek yaitu “Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad”.

Kemudian dilanjutkan dengan mendoakan orang yang meninggal pada takbir ketiga, yaitu “Allahummaghfirlahu, warhamhu, wa ‘afihi wa’fu anhu.” Artinya, "Ya Allah ampunilah dia, berilah dia rahmat dan sejahterakan serta maafkanlah dia".

Pada takbir terakhir atau takbir keempat, disunahkan untuk membaca doa sebelum salam.

Doa yang bisa dibaca adalah “Allahumma la tahrimna ajrahu wala taftinna ba’dahu waghfirlana walahu”.

Artinya, "Ya Allah, janganlah Engkau halangi pahalanya yang akan sampai kepada kami, dan jangan Engkau memberi fitah kepada kami sepeninggalnya serta ampunilah kami dan dia".

Baca Juga: Ridwan Kamil Yakin Eril Sudah Meninggal Dunia, MUI Jabar Serukan Besok Shalat Gaib Untuk Mendoakannya

4. Kemudian dilanjutkan dengan Membaca Surat Al-Fatihah

Tata cara sholat gaib selanjutnya adalah membaca surat al-Fatihah, berdasarkan hadits riwayat Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda:

“Amarana Rasûlullâhi shalallâhu ‘alaihi wasallam an naqra‘a bi fâtihatil kitâb ‘alâ janâzah"

(Rasulullah SAW memerintahkan kami membaca surah al-Fatihah saat shalat jenazah). (HR Ibnu Majah).

5. Membaca shalawat kepada Rasulullah SAW

Tahap berikutnya adalah membaca shalawat kepada Nabi saw setelah takbir kedua.

Minimal dengan membaca "Allahummâ shalli ‘alâ sayyidinâ Muhammad". Namun yang paling sempurna adalah membaca shalawat Ibrahimiyah yang biasa dibaca saat tasyahud akhir dalam shalat.

6. Doa untuk jenazah

Dalilnya merupakan sabda Rasulullah SAW. Berikut doa Rasulullah saw yang diriwayatkan dari ‘Auf bin Malik ra:

Allahummagfir lahû warhamhû wa’fu ‘anhû wa’âfihî wa akrim nuzulahû wa wassi’ madkhalahû waghsilhu bi mâ‘in wa tsaljin wa baradin wa naqqihi minal khathâyâ kamâ yunaqqast tsaubul abyadhu minad danas wa abdilhu dâran khairan min dârihî wa ahlan khairan min ahlihî wa zaujan khairan min zaujihî waqihî fitnatal qabri wa ‘adzâbin nâr.

Artinya,

“Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah ia, maafkanlah dan berilah ia keafiatan (nasib ukhrawi yang baik), muliakanlah tempatnya, lapangkanlah jalurnya, basuhlah ia dengan air surgawi yang sejuk nan segar, bersihkanlah ia dari noda-noda kesalahan laiknya baju putih yang kembali mengkilap setelah dibersihkan dari kotoran dan noda, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih indah, keluarga dan pasangan yang lebih baik, lindungilah ia dari fitnah kubur dan siksa neraka.”

7. Salam

Selanjutnya adalah membaca salam setelah takbir keempat. Namun, setelah takbir dan sebelum salam, disunnahkan membaca doa berikut:

“Allâhumma lâ tahrimnâ ajrohû walâ taftinnâ ba’dahû wagfir lana walahû”

(Ya Allah, janganlah engkau jadikan kami penghalang pahalanya, dan janganlah biarkan kami dalam ajang fitnah, umpatan atau buah bibir setelah ini semua, dan ampunilah kami dan dia.)

Salam diucapkan menoleh ke arah kanan dan kiri. Dengan demikian telah ditunaikan sholat jenazah atau sholat ghaib ini. ***

 

Editor: Prasetyo

Tags

Terkini

Terpopuler