HATI-HATI, Jangan Berbuat Maksiat di Bulan Dzulqadah Ini, Dosanya Bisa Berlipat-lipat

5 Juni 2022, 09:30 WIB
Ilustrasi. Bulan Dzulqadah merupakan bulan yang diistimewakan Allah SWT. /pixabay.com/@recongphotography

 


JENDELA CIANJUR - Tak terasa, hari ini sudah memasuki 5 Dzulqadah 1443 pada Minggu, 5 Juni 2022 ini.

Jangan lupa, bulan Dzulqadah termasuk bulan yang dimuliakan Allah.

Dalam QS At-Taubah ayat 36, bulan Dzulqa’dah dijuluki bulan haram, dengan tiga bulan lain (Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab).

Bulan Dzulqadah ini memiliki keistimewaan atau keutamaan.

Pertama, sebagaimana dijelaskan di atas, keutamaan bulan Dzulqa’dah, termasuk dalam empat bulan yang dimuliakan—al-Asyhur al-Hurum—. Para ulama menjelaskan di namakan dengan bulan haram, sebab terdahulu bangsa Arab tidak melakukan perang pada bulan Dzulqa’dah.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Q.S At Taubah ayat 36;

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ (سورة التوبة: ٣٦)

“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, sebagaimana dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan yang diagungkan (QS at-Taubah: 36).

Baca Juga: Viral Pemilik Mobil Berpelat RFH Hajar Pria di Jalan Raya, Alvin Lie: RFH Itu Kan Mobil Pejabat

Dalam Tafsir Jalain, dijelaskan bahwa yang dimaksud bulan-bulan haram tersebut atau bulan yang disucikan, yaitu Zulkaidah, Zulhijah, Muharam dan Rajab.

Lebih jauh lagi, dalam empat bulan tersebut dilarang keras melakukan perbuatan maksiat. Pasalnya, dalam perbuatan maksiat yang dilakukan dalam bulan-bulan tersebut dosanya lebih besar. Begitu pun pahalanya jika berbuat kebaikan.

Al Qodhi Abu Ya’la rahimahullah berkata, ”Dinamakan bulan haram karena dua makna:

1- Pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian.

2- Pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan dari pada bulan yang lainnya karena mulianya bulan itu. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan.” (Lihat Zaadul Masiir, tafsir surat At Taubah ayat 36).

Kedua, keutamaan bulan Dzulqa’dah, yang membuat bulan ini istimewa adalah tatkala Musa dijanjikan oleh Allah untuk bertemu dengannya.

Pertemuan Allah dan Nabi Musa itu terjadi pada bulan Dzulqa’dah. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. Al-A’raf ayat 142:

وَوَاعَدْنَا مُوسَى ثَلَاثِينَ لَيْلَةً وَأَتْمَمْنَاهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيقَاتُ رَبِّهِ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً وَقَالَ مُوسَى لِأَخِيهِ هَارُونَ اخْلُفْنِي فِي قَوْمِي وَأَصْلِحْ وَلَا تَتَّبِعْ سَبِيلَ الْمُفْسِدِينَ

“Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam.

Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun: “Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan.”

Baca Juga: Viral Anies Baswedan Akrab dengan Puan Maharani dan Jokowi di Formula E Jakarta, Giring Ganesha Dimana?

Ketiga, Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah Riwayat Imam Bukhari, bahwa yang membuat Dzulqa’dah istimewa adalah pada bulan ini Rasulullah senantiasa melakukan ibadah umrah. Pada bulan ini, Rasulullah selalu umrah, sehingga bulan ini terbilang bulan mulia.

Kesaksian Rasulullah umrah di bulan Dzulqa’dah diceritakan oleh Sahabat Anas bin Malik, dalam sebuah Riwayat hadits:

اعْتَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَرْبَعَ عُمَرٍ، كُلَّهُنَّ فِي ذِي القَعْدَةِ، إِلَّا الَّتِي كَانَتْ مَعَ حَجَّتِهِ، عُمْرَةً مِنَ الحُدَيْبِيَةِ فِي ذِي القَعْدَةِ، وَعُمْرَةً مِنَ العَامِ المُقْبِلِ فِي ذِي القَعْدَةِ، وَعُمْرَةً مِنَ الجِعْرَانَةِ، حَيْثُ قَسَمَ غَنَائِمَ حُنَيْنٍ فِي ذِي القَعْدَةِ، وَعُمْرَةً مَعَ حَجَّتِهِ (رواه البخاري) –

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berumrah sebanyak empat kali, semuanya pada bulan Dzulqa’dah kecuali umrah yang dilaksanakan bersama haji beliau, yaitu satu umrah dari Hudaibiyah, satu umrah pada tahun berikutnya, satu umrah dari Ji’ranah ketika membagikan rampasan perang Hunain dan satu lagi umrah bersama haji” (HR Bukhari).

Itulah diantara sekilas kemuliaan dan keistimewaan bulan Dzulqa’dah. Semoga kita bisa meningkat iman dan taqwa di bulan Dzulqa’dah ini.***

Editor: Gugum Budiman

Sumber: Bincang Syariah

Tags

Terkini

Terpopuler