PR CIANJUR - Bupati Cianjur, Herman Suherman berbicara terkait uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di Cianjur, Jawa Barat.
Dalam pernyataannya, Herman mengatakan bahwa pihaknya belum memberikan izin pihak sekolah untuk melakukan uji coba PTM.
Adapun alasannya, Herman menuturkan masih banyak guru yang belum mendapatkan suntikan vaksin dan fasilitas penunjang sekolah yang belum lengkap, seperti ruang isolasi.
Baca Juga: Temuan dari 12 Orang Terduga Teroris Jakarta, Polri Sebut Tidak Terafiliasi dengan JAD dan JI
"Pelaksanaan PTM akan mulai dilakukan pada Bulan Juli, namun uji coba belum diizinkan karena persyaratan utama harus terpenuhi, termasuk kelengkapan sarana untuk memastikan berjalannya protokol kesehatan menjelang PTM dilakukan," ujar Herman.
Uji coba PTM, menurut dia, harus didukung dengan berbagai upaya, termasuk vaksinasi terhadap seluruh tenaga pengajar dan isolasi yang sudah tersedia.
Jika kedua hal tersebut belum terpenuhi, Herman mengatakan dengan tegas bahwa pihaknya enggan untuk mengambil risiko.
Lebih lanjut, Herman menuturkan saat ini total guru di Cianjur yang sudah divaksinasi baru hanya sebanyak 2.000 orang dari total 20.000 guru PNS dan honorer.
Baca Juga: Terkait Kasus Pasar Muamalah, Polisi Telah Limpahkan Berkasnya ke Kejaksaan
"Kalau seluruh guru di satu sekolah sudah divaksinasi dan ruang isolasi sudah tersedia, baru uji coba dilakukan," katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.
Sebelumnya, Mendikbud Nadiem Makarim meminta sekolah segera menyelenggarakan PTM terbatas guna mengejar ketertinggalan siswa selama masa pandemi Covid-19.
Hal tersebut disampaikan Mendikbud Nadiem dalam kesempatan meninjau pelaksanaan PTM terbatas di Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Menurut dia, pelaksanaan PTM terbatas sudah diberikan izin untuk dilaksanakan sejak awal tahun 2021 ini, namun masih sedikit sekolah yang menerapkannya.
Baca Juga: 3 Manfaat Penggunaan Dark Mode pada Smartphone, Kurangi Ketegangan Mata hingga Hemat Baterai
Mendikbud Nadiem menuturkan bahwa saat ini guru dan tenaga pendidik sudah mendapat prioritas terhadap vaksinasi Covid-19.
Oleh sebab itu, kata dia, sudah tidak ada alasan lagi bagi sekolah untuk tidak melaksanakan PTM terbatas dengan protokol kesehatan yang ketat.***