Jika Angka Terinfeksi dan Korban Covid-19 Terus Naik, Indonesia Diprediksi Jadi Pusat Covid-19 Dunia

18 September 2020, 15:23 WIB
Ilustrasi Covid 19 /pikiran-rakyat/

PR CIANJUR - Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia masih belum pencapai puncak gelombang pertama.

Ketua Tim Mitigasi PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Adib Khumaidi mengungkapkan hal tersebut

Bukan hal yang tidak mungkin ke depannya Indonesia jadi episentrum Covid-19 dunia, jika angka terinfeksi dan korban yang berjatuhan terus menerus melonjak.

Baca Juga: Kampanye ‘Semua Rp1’ ShopeePay Dorong Adopsi Transaksi Contactless dengan Lebih dari 8 Juta Voucher

Sampai kemarin, Kamis 17 September 2020, kasus positif virus corona di Indonesia saja mencapai 232.628 orang secara kumulatif.

Dari jumlah tersebut, 166.686 orang sembuh, 9.222 orang meninggal dunia, dan 56.720 orang lainnya dalam perawatan.

"Apabila hal ini terus berlanjut, maka Indonesia akan menjadi episentrum Covid dunia, yang mana akan berdampak semakin buruk pada ekonomi dan kesehatan negara kita," kata Adib sebagaimana diberitakan Galamedia.com dalam artikel "Sangat Parah, Indonesia Bakal Menjadi Pusat Penyebaran Wabah Covid-19 di Dunia".

Adib menyebut kematian ratusan dokter dan tenaga kesehatan selama pandemi virus corona turut menambah pekerjaan besar pihaknya untuk tetap memberikan pelayanan kesehatan yang proporsional.

Baca Juga: Berawal Dari Tinder, Pelaku Kasus Mulitasi di Kalibata City Terancam Hukuman Mati

Per Kamis 17 September 2020, dokter yang meninggal terpapar Covid-19 mencapai 117 orang. Para dokter tersebut tersebar di sejumlah wilayah Indonesia. Kematian dokter terbanyak di Jawa Timur dan Sumatera Utara.

"Angka kematian dokter yang semakin cepat dan tajam ini menunjukkan masyarakat masih abai terhadap protokol kesehatan yang diserukan oleh para tenaga kesehatan dan pemerintah," ujarnya.

Lebih lanjut, Adib yang mewakili seluruh tenaga kesehatan di Indonesia memahami ada kebutuhan ekonomi yang juga perlu diperhatikan selama pandemi ini. Namun, kata Adib, masyarakat harus tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

Baca Juga: Trik dan Tips Daftar Kartu Prakerja Gelombang 9 via Hp, Tak Butuh Waktu Lama

"Pandemi ini tidak akan pernah berakhir apabila tidak disertai peran serta semua elemen masyarakat . Dan hal ini tentunya juga akan berdampak negatif bukan hanya pada kesehatan namun juga ekonomi secara berkepanjangan," katanya.

Sementara itu, Ketua Tim Protokol Tim Mitigasi PB IDI, Eka Ginanjar mengatakan jumlah kematian masyarakat dan tenaga kesehatan di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia selama pandemi Covid-19.

Eka menyebut hidup disiplin dengan menerapkan protokol kesehatan dan perilaku 3M yaitu selalu mengenakan masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan pakai sabun bisa menekan tingkat penularan dan kematian akibat Covid-19 di semua lapisan.

Baca Juga: Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umrah Belum Pasti, Demikian juga untuk Pelaksanaan Tahun 2021

Berdasaran studi ilmiah yang dipublikasikan di The Lancet, kata Eka, penggunaan alat pelindung diri dalam protokol kesehatan sangat membantu mencegah penularan virus. Menurutnya, menjaga jarak sekitar 1 meter dapat mencegah penularan hingga 82 persen.

Kemudian penggunaan masker sesuai standar dapat mencegah penularan hingga 85 persen. Sementara itu, penggunaan face shield saja hanya mencegah hingga 78 persen.

"Kasus penularan yang tak terkontrol di masyarakat akan mengakibatkan kolapsnya sistem kesehatan yang ditandai dengan tingginya tenaga kesehatan yang terpapar Covid dan sulitnya mencari tempat perawatan," kata Eka.

Sebagai data, hingga saat ini DKI Jakarta masih menjadi provinsi yang memiliki jumlah kasus positif terbanyak dengan 55.099 kasus. Disusul kemudian Jawa Timur 38.431 kasus, Jawa Tengah 17.913 orang, Jawa Barat 14.591 orang, dan Sulawesi Selatan 13.476 orang.***(Dicky Aditya/Galamedia.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Galamedia

Tags

Terkini

Terpopuler