Mamaos Cianjuran Diprakarsasi Dalem Pancaniti, Kini Sudah Dikembangkan di Mancanegara

- 28 Februari 2022, 08:32 WIB
Seniman Mamaos Cianjuran, Aki Dadan sedang mamaikan jemarinya menembangkan lagu Cianjuran
Seniman Mamaos Cianjuran, Aki Dadan sedang mamaikan jemarinya menembangkan lagu Cianjuran /Instagram Humas Pemkab Cianjur

Jendela Cianjur - Mamaos adalah seni budaya yang menggambarkan kehalusan budi dan rasa menjadi perekat persaudaraan dan kekeluargaan dalam tata pergaulan hidup.

Seni mamaos tembang sunda Cianjuran lahir hasil cipta, rasa dan karsa Bupati Cianjur R. Aria Adipati Kusumahningrat yang dikenal dengan sebutan Dalem Pancaniti.

Sekretaris Paguyuban  Pasundan Cianjur, Ahmad Sahidin menerangkan, Mamaos dapat pula diartikan dengan membaca, yaitu membaca (merenungkan) segala ciptaan Tuhan.

“Membaca (merenungkan) hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, antara mahluk dengan mahluk ciptaan Allah Yang Maha Pencipta Seni mamaos,” kata Sahidin.  

Sahidin menerangkan, Dalem Pancaniti, menjadi Bupati Cianjur sekitar tahun 1834-1862. Dengan kehalusan rasa seni Dalem Pancaniti, kesenian tersebut menjadi inspirasi lahirnya suatu karya seni yang sekarang disebut Seni Mamaos Tembang Sunda Cianjuran.

“Dalam tahap penyempurnaan hasil ciptaannya Dalem Pancaniti dibantu oleh seniman kabupaten yaitu: Rd. Natawiredja, Bapak Aem dan Maing Buleng,” ujarnya.

Para seniman tersebut mendapat izin dari Dalem Pancaniti untuk menyebarkan lagu-lagu hasil ciptaan Dalem Pancaniti.

Syair Mamos yang pertama kali diciptakan oleh Dalem Pancaniti berjudul Layar Putri yang isinya: Sada gugur di kapitu, Sada gelap ngadadasaran, Sada laut lilintungan.

“Sekarang Mamaos Cianjuran menjadi mata pelajaran lokal bagi pelajar, dan seni ini sudah dikembangkan ke berbagai daerah di nusantara dan di mancanegara,” tambah Sahidin yang juga Ketua PGRI Kecamatan Cikalongkulon ini. ***

Halaman:

Editor: Deni Abdul Kholik


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah