Network
Jendela Cianjur - Kabupaten Cianjur sebagai salah satu daerah yang mengandalkan pendapatan warganya dari hasil-hasil pertanian, pelaksanaan reforma agraria sejati dalam penataan kebijakan pembangunan menjadi niscaya.
Ketua DPC Garakan Petani Cianjur, Jajang Nurjaman, mengatakan, selama ini yang menyebabkan harga beras melonjak adalah terjadinya kelangkaan dalam arti lain kebutuhan tak seimbang dengan penyediaan beras di pasaran. Cianjur sebagai salah satu pemasok beras nasional mengalami ketidakseimbangan itu.
“Jika kebutuhan beras di tanah air begitu tinggi dan menyebabkan harus impor dan impor lagi, maka seharusnya pemerintah dan pemerintah daerah segera melaksanakan reforma agraria sejati sebagai solusi,” katanya Kamis 10 Maret 2020.
Baca Juga: Baznas Cianjur Optimis Perolehan ZIS Mencapai 40 Milyar
Karena dengan jalan reforma agraria sejatilah, kata Jajang, permintaan dan kebutuhan beras yang tinggi dapat dipenuhi dengan meningkatkan produktifitas beras. “Kami memandang reforma agraria dapat menjadi solusi karena akan memunculkan petani-petani baru dan lahan-lahan baru untuk digarap oleh petani,” ujarnya.
Meskipun demikian, lanjut Jajang, tentu tidak akan mudah dilaksanakan terutama jika pemerintah dan pemerintah daerah tidak secara serius.
Dalam arti serius memperhatikan, merencanakan, menghitung kebutuhan dan penyediaan, melakukan evaluasi kontinyu. “Dalam memberikan bantuan kepada petani yang kesulitan modal menggarap lahannya untuk produktifitas pertanian khususnya beras lokal di Cianjur,” tuturnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan, menurut Jajang, adalah pemerintah seharusnya menangani permasalahan harga benih, pupuk, pestisida serta sarana prasarana produksi pertanian lainnya agar dapat lebih terjangkau oleh para petani.
“Sehingga biaya produksi menjadi tidak mahal dan harga jual beras lokal di pasar dapat lebih unggul karena dapat dibeli oleh masyarakat dengan harga yg lebih murah,” paparnya.***
Artikel Rekomendasi