Mahfud MD Tegaskan Tragedi Kanjuruhan Bukanlah Bentrokan Suporter Arema FC dan Persebaya Surabaya

2 Oktober 2022, 10:14 WIB
Menkopolhukam Mahfud MD /Arief Farandhika Pratama/Subangtalk


JENDELA CIANJUR - Menkopolhukam Mahfud MD ikut bersuara mengenai kejadian tewasnya 127 orang dalam tragedi pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya.


"Saya sdh dpt informasi dari Kapolri, Jenderal Listyo Sigit. Saya juga sdh berkordinasi dgn Kapolda Jatim, Irjen Nico Afinta. Pemerintah menyesalkan atas kerusuhan di Kanjuruhan. Pemerintah akan menangani tragedi ini dgn baik," ungkap Mahfud dalam instagram pribadinya, Minggu 2 Oktober 2022.

 

Baca Juga: Bubarkan Suporter Gunakan Gas Air Mata, Padahal Dilarang FIFA, Ini Penjelasannya!

Mahfud pun mengungkapkan belasungkawanya kepada para keluarga korban.

"Kepada keluarga korban, kami menyampaikan belasungkawa. Kami juga berharap agar keluarga korban bersabar dan terus berkordinasi dgn aparat dan petugas pemerintah di lapangan. Pemda Kabupaten Malang akan menanggung biaya rumah sakit bagi para korban," ucap Mahfud.

Dikatakan Mahfud, sebenarnya koordinasi sudah dilakukan dengan berbagai pihak.

"Sebenarnya, sejak sebelum pertandingan pihak aparat sdh mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul teknis di lapangan," bebernya.

Baca Juga: Kerusuhan Suporter di Kanjuruhan Malang Disorot Media Asing, Penggunaan Gas Air Mata Jadi Sorotan Khusus


Mahfud mencontohkan mengenai jadw pertandingan yang seharusnya dilakukan sore hari. "Misal, pertandingan agar dilaksanakan sore (bukan malam), jumlah penonton agar disesuaikan dgn kapasitas stadion yakni 38.000 orang. Tapi usul2 itu tidak dilakukan oleh Panitia Pelaksana yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan ticket yang dicetak jumlahnya 42.000," ungkapnya.

Mahfud pun menekankan tragedi Kanjuruhan bukanlah bentrokan dua suporter.

"Perlu saya tegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antar supporter Persebaya dgn Arema. Sebab pada pertandingan itu supporter Persebaya tidak boleh ikut menonton. Supporter di lapangan hanya dari pihak Arema. Oleh sebab itu, para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak nafas. Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antar supporter," terangnya.

Baca Juga: Persib Bandung vs Persija Jakarta, Rachmat Irianto: Pertarungan Harga Diri

Untuk itu ditekankan Mahfud, Pemerintah telah melakukan perbaikan pelaksanaan pertandingan sepak bola dari ke waktu dan akan terus diperbaiki. "Tetapi olahraga yang menjadi kesukaan masyarakat luas ini kerap kali memancing para supporter untuk mengekspresikan emosi secara tiba-tiba," bebernya. ***

 

Editor: Prasetyo

Tags

Terkini

Terpopuler