Sukabumi Uji Cobakan Pembelajaran Tatap Muka, Hanya 4 Jam per Hari dan Dihadiri 20 Siswa per Kelas

- 9 September 2020, 20:56 WIB
IlustrasiSituasi belajar tatap muka di salah satu SMA Kota Tegal, Jawa Tengah, Senin, 7 September 2020.*
IlustrasiSituasi belajar tatap muka di salah satu SMA Kota Tegal, Jawa Tengah, Senin, 7 September 2020.* /Dok. Pemprov Jateng/

PR Cianjur - Pemerintah Kota Sukabumi saat ini tengah mengujicobakan sistem Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka terbatas.

Meski memiliki risiko, pemerintah Sukabumi, mengadakan kegiatan tersebut di sejumlah Sekolah Menengah Atas (SMA), SMK dan MA.

Kegiatan Belajar Mengajar tatap muka terbatas ini diberlakukan sementara dan tidak menyeluruh di Sukabumi, Jawa Barat.

Baca Juga: Yopie Latul Meninggal Dunia Usai Dinyatakan Positif Covid-19

Tiap kelas hanya diisi oleh 20 siswa saja dengan waktu hanya empat jam.

Sebgaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com dalam artikel 'Hanya 4 Jam dan 20 Siswa per Kelas, Pembelajaran Tatap Muka Kelas 12 di Kota Sukabumi Diuji Cobakan'.

Untuk pekan pertama hingga kedua, proses belajar KBM Tatap Muka terbatas hanya diikuti seluruh kelas 12.

Bila hasil evaluasi dinilai layak, maka proses KBM Tatap Muka dapat dilanjutkan pada kelas 11 dan 10.

Pemberlakukaan protokol kesehatan secara ketat saat proses pembelajaran berlangsung. Bahkan proses pembelajaran dibatasi.

Maka setiap ruangan hanya diisi maksimal 20 orang saja.

"Dan aktivitas pembelajaran tatap muka untuk sementara hanya dua pekan. Kami memberikan materi pembelajaran dari jam 7 hingga jam 11," kata Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 5, Kota Sukabumi, Asep Sukanta.

Langkah antisipasi penyebaran, kata Asep Sukanta, para pelajar yang mengikuti proses pembelajaran diwajibkan memakai masker.

"Masker harus dipakai sejak dari rumah hingga proses pembelajaran usai," katanya.

Selain itu, kata Asep Sukanta, seluruh pelajar harus mematuhi protokol kesehatan lainnya. Termasuk menjaga jarak saat berada di areal sekolah hingga ruangan kelas.

"Kamipun telah menyediakan tempat cuci tangan yang dilengkapi sabun, di hampir seluruh pintu masuk ruangan kelas," katanya.

Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan (KCD) Wilayah V, Jawa Barat, Nonon Winarni, mengatakan proses KBM Tatap Muka telah diberlakukan." Iya, sudah dimulai," katanya.

Hanya saja, kata Nonon Winarni, masih belum mengetahui jumlah sekolah yang memulai proses uji coba KBM Tatap Muka terbatas.

"Kami akan mengecek ya," katanya.

Sebelumnya, Nonon Winarni mengatakan telah mengundang 28 kepala sekolah untuk dimintai informasi kesiapan pembelajaran dimulai.

"Mereka diminta proyeksi kesiapan pembelajaran tatap muka disekolahnya," kata Nonon Winarni.

Kendati menyangkut hak keadilan kesehatan, kata Nonon Winarni perlu kehati-hatian pembelajaran tatap muka dimulai, terkait kesehatan pelajar.

Apalagi di lain, kata Nonon Winarni di pihak lain banyak orangtua cemas menginginkan pembelajaran dilakukan dirumah.

"Keselamatan diprioritaskan, tapi di sisi lain hak anak untuk mendapatkan pendidikan,"katanya.

Namun setelah memperoleh rekomendasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, kata Nonon Winarni, maka proses pembelajaran tatap muka dapat dilakukan.

"Setelah guru di test swab massal dan hasilnya diperoleh, maka pembelajaran dapat dilakukan," katanya.

Untuk proses pembelajaran, kata Nonon Winarni, akan terlebih dahulu dilakukan kajian.

"Termasuk pola-pola pembelajaran nanti disekolah," katanya.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah