Waspada Data Bocor, Simak 5 Langkah Amankan Smartphone Android dari Kejahatan Siber

- 9 Agustus 2020, 12:53 WIB
Ilustrasi smartphone.
Ilustrasi smartphone. /Pexels/Freestocks.org

PR CIANJUR - Perkembangan teknologi yang semakin pesat ternyata berbanding lurus dengan ancaman kejahatan siber yang muncul.

Secara sederhana kejahatan siber atau cyber crime dapat diartikan sebagai tindak kejahatan di ranah dunia maya yang memanfaatkan teknologi komputer dan jaringan internet sebagai sasaran.

Para pelaku kejatahan siber kini sudah banyak memanfaatkan teknologi untuk mengidentifikasi target. Kejatahan siber yang sudah banyak terjadi di antaranya pencurian data, cyber terorism, hacking, carding, defacing, malware dan masih banyak lagi.

Bukan hanya menyerang pada perangkat komputer, ponsel atau smartphone yang sering Anda gunakan bisa menjadi salah satu media tindak kejahatan siber.

Baca Juga: Cek Fakta: WhatsApp Dikabarkan Bagi-bagi Kuota Gratis 35 GB dalam Rangka HUT ke-11

Smartphone kini sudah menjadi hal yang sangat penting, selain untuk berkomunikasi, perangkat ini juga bisa menyimpan data-data penting yang bersifat pribadi mulai dari foto hingga aplikasi keuangan.

Anda sebagai pengguna pastinya tidak mau jika semua data pribadi tersebut bocor dan disalahgunakan oleh pelaku kejahatan siber.

Untuk mencegahnya, menurut perusahaan keamanan siber Kaspersky pengguna smartphone perlu memeriksa secara rutin pada perangkat untuk memastikan keamanan privasi dan data pribadi.

Selain itu, berikut lima langkah pemeriksaan keamanan reguler yang dapat diterapkan secara rutin untuk ponsel Android dari Kaspersky sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Cianjur.com dari Antara.

Baca Juga: Tolak Ditahan Selama 20 Hari, Anita Kolopaking Ajukan Praperadilan ke Pengadilan Negeri

1. Memeriksa aplikasi

Mulailah dengan memantau apa saja aplikasi yang diinstal di perangkat smartphone Anda. Telusuri dengan cermat, apabila ditemukan aplikasi yang sudah tidak digunakan maka alangkah baiknya Anda segera menghapusnya.

Hal ini dapat membawa sejumlah manfaat. Pertama, menyisakan lebih banyak ruangan penyimpanan media pada ponsel dapat meningkatkan kinerja ponsel, pasalnya ponsel tidak akan bekerja secara optimal jika kapasitas memori penuh.

Kedua, saat aplikasi yang tidak terpakai dihapus, maka bisa meningkatkan masa pakai baterai.

Ketiga, Anda tidak akan menjadi target potensial bagi mata-mata dan pencuri, jika terdapat aplikasi yang berpotensi berbahaya di smartphone Anda.

Bahkan, program yang sah sekalipun dapat menjadi sumber infeksi jika diretas, atau jika pengembangnya tanpa sadar menggunakan komponen berbahaya dalam kode aplikasi.

Dengan demikian, semakin sedikit aplikasi berarti semakin kecil peluang terjadinya insiden keamanan.

Baca Juga: Kabar Baik bagi Peserta CPNS 2019, Formasi Kosong Dapat Diisi Peserta Lain dengan Syarat Berikut

2. Memeriksa izin aplikasi

Selain menghapus aplikasi yang tidak penting, Anda juga perlu memeriksa permission atau izin aplikasi.

Aturan utamanya, jangan membagikan hak yang tidak perlu saat memasang aplikasi baru. Semakin banyak izin akses yang dimiliki aplikasi, semakin banyak hal yang dapat dilakukan pada perangkat Anda. Artinya, semakin banyak pula data pribadi yang dapat dikumpulkan.

Jadi sebaiknya Anda hanya memberikan izin ke beberapa aplikasi.

Berikan perhatian khusus pada izin yang terkait dengan aplikasi admin perangkat (device admin apps) dan aksesibilitas. Berikan izin hanya jika Anda mempercayai aplikasi tersebut 100 persen.

Sekali lagi, jangan pernah takut untuk mencabut izin. Jika Anda mencabut izin dan aplikasi berhenti berfungsi atau beberapa fitur hilang, Anda dapat memunculkannya kembali.

Baca Juga: Ditayangkan di 70 Negara, Film Keempat BTS 'Break The Silence: The Movie' Rilis pada September 2020

3. Memeriksa pembaruan

Pembaruan penting karena dapat memperbaiki kerentanan, yang berarti mampu melindungi Anda dari serangan.

Aplikasi dari Google Play umumnya diperbarui secara otomatis, namun untuk memastikannya, Anda dapat mengunjungi secara langsung dan mengunduh versi terbaru.

Jika Anda mengunduh aplikasi tetapi bukan dari toko resmi (yang tidak dianjurkan untuk dilakukan), Anda harus melacak pembaruan secara manual.

4. Lakukan pemindaian dengan perangkat lunak antivirus

Google Play memiliki antivirusnya sendiri yaitu Google Play Protect, yang memeriksa aplikasi ketika akan diunggah di toko resmi milik Google tersebut.

Dengan kata lain, jika Anda mengunduh aplikasi dari toko resmi, kemungkinan besar aplikasi itu aman.

Walaupun segala kemungkinan dapat muncul dari waktu ke waktu, namun setidaknya di Google Play, aplikasi berbahaya dapat dideteksi dan kemudian dihapus.

Baca Juga: Cek Fakta: Ledakan di Lebanon Dikabarkan Telah Diprediksi oleh Kartun The Simpsons

Berbeda cerita jika Anda mengunduh aplikasi ke smartphone Anda dari situs lain atau secara manual sebagai file APK, tidak ada jaminan bahwa aplikasi tersebut aman.

Oleh karena itu, Anda disarankan untuk memindai konten ponsel secara berkala dengan utilitas antivirus seluler.

Dengan solusi keamanan gratis, pemindaian biasanya harus dijalankan secara manual. Ini paling baik dilakukan setelah instal aplikasi baru, atau setelah pembaruan.

5. Periksa kebocoran data

Perangkat Android kemungkinan besar menyimpan banyak informasi pribadi, dari foto hingga aplikasi jejaring sosial dengan seluruh percakapan yang Anda miliki. Sayangnya, kebocoran data merupakan salah satu kejahatan siber yang umum terjadi.

Informasi tentang kebocoran kini sudah banyak tersedia. Dalam banyak kasus, perusahaan penyedia aplikasi akan memberi tahu pelanggan mereka.

Namun, sebagian besar kasus kebocoran data terjadi pada perusahaan. Untuk meminimalisasi hal yang tidak perlu, Anda dapat kembali menggunakan solusi antivirus.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini