Munculnya Seniman Asli Betawi Benyamin Sueb di Google Doodle Hari Ini

- 22 September 2020, 07:38 WIB
Benyamin Sueb muncul di Google Doodle pada Selasa, 22 Septermber 2020
Benyamin Sueb muncul di Google Doodle pada Selasa, 22 Septermber 2020 /Isa Indra Permana/Doodle Google

Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya pada artikel "Benyamin Sueb Muncul di Google Doodle Hari Ini, Berikut Kiprahnya Sebagai Seniman Betawi Asli".

Kariernya dimulai sebagai penyanyi tahun 1068, bermodal suara antara bariton dan bas, membawakan lagu-lagu khas Betawi. Di antara lagu-lagunya yang terkenal Benyamin yakni Si Jampang,Ondel-ondel, Bang Puase, Nyai Dasima, Terasi Garem, Tukang Kredit.

Tidak puas dengan hanya menyanyi, Benyamin lalu main film. Diawali Honey Money and Jakarta Fair (1970) lalu mengucur deras puluhan film lainnya. Seniman yang suka 'mengomel' bila melawak ini menjadi salah satu pemain yang namanya sering digunakan menjadi judul film.

Selain nama Benyamin tercatat di antaranya ada juga Bing Slamet, Ateng, dan Bagio. Judul filmnya antara lain Benyamin Biang Kerok (Nawi Ismail, 1972), Benyamin Brengsek (Nawi Ismail, 1973), dan banyak lagi.

Baca Juga: Cicurug Sukabumi Diterjang Banjir Bandang, Belasan Rumah Hanyut, Puluhan Lainnya Terendam Lumpur

Benyamin juga diajak main Si Doel Anak Betawi (Sjuman Djaya, 1973). Ia menjadi ayah si Doel, yang diperankan oleh Rano Karno muda. Perannya serius tapi, seperti stereotipe orang Betawi, kocak dan tetap 'asal goblek'.

Benyamin menjadi figur yang melegenda di kalangan masyarakat Betawi khususnya, karena berhasil menjadikan budaya Betawi dikenal luas hingga ke mancanegara.

Celetukan 'muke lu jauh' atau 'kingkong lu lawan' pasti mengingatkan masyarakat padanya, seniman Betawi serba bisa yang sudah menghasilkan kurang lebih 75 album musik, 53 judul film serta menyabet dua Piala Citra ini.

Benyamin meninggal dunia seusai bermain sepakbola pada tanggal 5 September 1995, akibat serangan jantung. Ia bukan lagi sekadar sebagai tokoh masyarakat Betawi, melainkan legenda seniman terbesar yang pernah ada. Setelah meninggal, namanya diabadikan sebagai nama jalan protokol di kawasan bekas bandara Kemayoran, Jakarta.***Julkifli Sinuhaji/Pikiran-Rakyat.com)

Halaman:

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x