AHMAD DHANI Serukan Boikot Singapura: Beri Bahan Buzzer Haram Jadah Olok-olok Ustadz Abdul Somad

19 Mei 2022, 20:24 WIB
Ahmad Dhani. //Tangkapan layar YouTube Video Legen./

 

JENDELA CIANJUR - AHMAD DHANI, musisi dan politisi ini menyerukan pemboikotan terhadap Singapura. Hal itu menyusul pengusiran yang dilakukan pihak imigrasi Singapura terhadap Ustadz Abdul Somad (UAS), baru-baru ini.

Ajakan pemboikotan tersebut disampaikan Ahmad Dhani melalui video pada kanal YouTube Video Legend, Kamis, 19 Mei 2022.

"Semua pendukung, semua santrinya, semua yang hormat kepada Ustadz Abdul Somad wajib tidak datang ke Singapura," ucapnya.

Menurutnya, langkah tersebut sangat beralasan mengingat pemerintah Singapura telah mempermalukan ulama Indonesia.

"Karena Pemerintah Singapura jelas-jelas mempermalukan UAS. Dan pemerintahan Singapura memberikan bahan kepada buzzer-buzzer haram jadah untuk mengolok-olok UAS," ucapnya.

"Okay ya, kita tidak akan pergi ke Singapura. Bye-bye," ujarnya.

Sebelumnya, Ahmad Dhani menyinggung soal Islamophobia yang terus digelorakan oleh sejumlah pihak, khususnya di luar negeri.

Baca Juga: LAGI, Jungkook BTS Berani Goda Jin Hyung dengan Cara Savage Hanya untuk Bersenang-Senang

Ia mengaku tidak sepakat dengan istilah Islamophobia karena sebenarnya hal itu business as usual.

"Teror diciptakan, ada yang menarik keuntungan. Jadi bussiness as usual," jelasnya.

Islamophobia menurutnya muncul usai terjadinya tragedi 9/11. Seperti diketahui, tragedi tersebut diciptakan untuk meraih keuntungan dengan menyudutkan kelompok Islam.

"Kasus UAS bisa menjadi Snowball. Kita patut mencurigai ada desain besar. Mulai dari dicap teroris ya, mungkin ada peristiwa-peristiwa teror, nanti ada peristiwa-peristiwa teror, ya kira-kira begitu," katanya.

Seperti diketahui Ustadz Abdul Somad (UAS) bersama keluarga diusir  pihak imigrasi Singapura baru-baru ini. Insiden tersebut membuat heboh publik di tanah air.

UAS menilai penolakan Singapura atas kunjungannya ke negara tersebut terkait politik.

"Ini masalah politik. Masalah kekuatan-kekuatan ummat islam Saja. Kalau di suatu negeri ummat Islam kuat, saya bisa masuk, bisa mengajar, bisa tausiah, bisa ceramah," ucap UAS  pada kanal YouTube Karni Ilyas Club, Rabu, 18 Mei 2022.

"Tapi di Singapura, ummat Islamnya lemah," tandasnya.

Baca Juga: SIDANG Amber Heard vs Johnny Depp DIPERPANJANG, Kapan Berakhir?

Kemudian Karni Ilyas menyinggung penolakan serupa sempat dilakukan sejumlah negara lain seperti di Timor Leste, Hong Kong, dan Swiss.

"Di Timor Leste, orang Imigrasinya mengatakan kepada saya satu jam sebelum pesawat landing mereka mendapat fax dari Jakarta bahwa saya teroris," katanya.

"Sampai hari ini BNPT tak pernah mengeluarkan selebaran bahwa UAS adalah teroris. Saya belum pernah ditangkap," jelasnya.

UAS pun memberikan klarifikasi soal penolakannya di Swiss.

Baca Juga: Jefri Nichol Mengaku Bahagia Ciuman Sama Wulan Guritno, Tegaskan Dirinya Lurus

"Di Swiss saya minta penjelasan, mereka perlihatan lembaran fax gambar saya diusir dari Amsterdam. Padahal itu (ke Swiss) kunjungan saya pertama (ke Eropa)," katanya.

Menurutnya, penolakan tersebut terkait adanya pesan dari tanah air.

"Mereka tidak kenal Abdul Somad. Mereka dapat kiriman. Mereka dapat pesan bahwa orang yang mau masuk ini pernah diusir dari Amsterdam. Padahal saya belum pernah masuk Amsterdam," katanya.

"Jadi sumbernya dari dalam negeri?," tanya Karni Ilyas.

"Lalu bagaimana orang Amsterdam atau Hong Kong itu kenal dengan saya. Saya bukan Zakir Naik yang ceramahnya bahasa Inggris. Saya menggunakan bahasa kampung, bahasa Indonesia," jawab UAS.

UAS pun menyatakan bahwa Singapura merupakan kampung halamannya. Ia pun menyinggung singkat sejarah Singapura.

Menurutnya, Singapura dulunya dikuasai bangsa Melayu yang dikenal dengan Kerajaan Tumasik.

Namun kemudian kekuasaan bangsa Melayu pindah ke Kerajaan Siak Indra Pura hingga akhirnya di kemudian hari berdiri Kerajaan Riau Lingga.

"Jadi Singapura itu kampung halaman saya," ucapnya.

Sebelumnya UAS memberikan klarifikasi tuduhan Pemerintah Singapura bahwa dirinya mengajarkan paham esktrimisme dan segragasi.

Hal itu ia ungkapkan kembali UAS pada kanal YouTube Karni Ilyas Club, Rabu, 18 Mei 2022.

UAS kembali menegaskan dirinya datang ke Singapura sebagai wisatawan bersama istri, anak dan keluarga, bukan untuk berceramah.

UAS pun menyoroti tiga soal yang menjadi perhatian Singapura hingga menudingnya sebagai penyebar paham ekstrimisme dan segragasi.

"Soal gerakan mati syahid, itu sebenarnya sudah diklarifikasi enam tahun lalu. Dan berlaku di Palestina," katanya.

"Dan saya hanya mengutip fatwa ulama, bukan fatwa Abdul Somad," jelasnya.

Baca Juga: Nama Pengacara Johnny Depp, Camille Vasquez Melambung di Tengah Tuntutan ke Amber Heard, Siapa Dia?

Terkait di patung ada jin, UAS pun menyatakan hal itu pun berdasarkan hadist Nabi.

Kemudian terkait penyebutan kafir, UAS menegaskan hal itu merupakan bagian dari ajaran Islam.

"Orang yang mengingkari kedatangan Nabi Muhammad SAW itu disebut kafir. Kafir itu artinya ingkar," jelasnya.

"Jadi penjelasan itu, dijelaskan di dalam masjid kepada kaum muslimin. Itu sudah clear, sudah dijelaskan bertahun-tahun lalu," katanya.

Adapun soal tudingan ekstrimis dan segragasi, ia menilai sangat tidak beralasan. Mengingat UAS saat ini dipercaya oleh sejumlah universitas di Brunei Darusallam dan Malaysia.

"Saya ajar sebagai visiting profesor di University Islam Sultan syarif Ali Brunei Darusallam hingga dapat doktor HC University antar bangsa selangor Malaysia," ungkapnya.

"Kenapa beda peniaian antara negara-negara ASEAN," katanya.

"Itu kira-kira penjelasan berbagai tudingan. Kita sebagai seorang intelektual muslim hanya menjelaskan saja. Metode yang kita pakai penjelasan klarifikasi. Demikian Pak Karni. Wallahu a'lam," tandasnya.***

Editor: Gugum Budiman

Tags

Terkini

Terpopuler