Kenala dengan BGSi, Yuk! Program Ini Bikin Masyarakat Indonesia Bisa Deteksi Penyakit Lebih Awal

- 15 Agustus 2022, 10:28 WIB
Menkes Budi Gunadi / Youtube Sekretariat Presiden
Menkes Budi Gunadi / Youtube Sekretariat Presiden /

JENDELA CIANJUR - Kabar baik untuk masyarakat Indonesia, saat ini kita sudah bisa mengidentifikasi penyakit lebih cepat dan menemukan obat yang tepat.

Pasalnya, belum lama ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah meluncurkan Biomedical and Genome Science Initiative (BGSi) yang merupakan inisiatif nasional pertama untuk mendeteksi potensi penyakit di masa depan.

"Teknologi ini sangat penting untuk kesehatan masyarakat. Melalui bioteknologi 'genome sequensing' ini, kemampuan untuk mengidentifikasi sumber penyakit dan mengobatinya akan sangat pasti dan personal," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melalui keterangan tertulis di Jakarta, seperti dikutip Jendela Cianjur dari Antara.

Menkes menyebutkan, program BGSi hadir untuk mengembangkan pengobatan yang lebih tepat bagi masyarakat.

Baca Juga: Drama MBC Jumat-Sabtu Terus Membangun Kepercayaan Penonton Melalui Big Mouth, Bersaing Dengan SBS?

Pengembangan WGS ini, sambung Menkes, sejalan dengan transformasi bioteknologi dalam aktivitas "biosurveillance" dan layanan kesehatan yang ditujukan dalam peningkatan deteksi patogen dan memperbaiki pengobatan.

"Caranya, dengan mengandalkan teknologi pengumpulan informasi genetik atau genom dari manusia maupun patogen seperti virus dan bakteri yang disebut dengan 'whole genome sequencing' atau WGS.

Sebelumnya, kata dia, metode WGS sendiri telah dimanfaatkan dan berperan penting dalam penanggulangan COVID-19 di Indonesia.

Melalui BGSi, kata Menkes, metode WGS akan dimanfaatkan untuk penelitian pengembangan pengobatan pada enam kategori penyakit utama lainnya, yaitu kanker, penyakit menular, penyakit otak dan neurodegeneratif, penyakit metabolik, gangguan genetik dan penuaan.

Baca Juga: 5 Alasan Jatuh Cinta dengan Lee Jae Wook, Aktor Alchemy of Souls, No. 3 Alasan Utama

"Bagusnya kita tahu secara pasti diagnosis dan pengobatannya. Contohnya sakit batuk, walaupun gejalanya sama namun di setiap orang sakitnya bisa berbeda-beda. Dengan adanya BGSi ini, kita bisa identifikasi lebih cepat sakitnya apa, sehingga bisa segera kita obati," katanya.

Dalam implementasinya, BGSi dilaksanakan di tujuh rumah sakit vertikal yaitu RSUPN RSCM, RS Pusat Otak Nasional (RS PON), RSPI Sulianto Saroso, RSUP Persahabatan, RS Kanker Dharmais, RSUP Sardjito hingga RS Prof I.G.N.G. Ngoerah.

Saat ini hanya terdapat 12 mesin WGS di Indonesia. Untuk mendukung berjalannya BGSi, Kemenkes menambah 48 mesin yang akan disebar di berbagai rumah sakit rujukan nasional yang terlibat dalam BGSi yang dilengkapi dengan mesin-mesin "sequencing high throughput" yang mampu memproses ratusan sampel genom manusia per minggu.

Baca Juga: Alchemy of Souls Episode 17 Belum Juga Tayang, Baru Hadir Pekan Depan?

Target dalam dua tahun ke depan, ada 10 ribu "genome sequences" manusia yang terkumpul dan diteliti guna pemetaan varian data dari populasi penduduk Indonesia yang memiliki penyakit prioritas yang telah ditentukan sebelumnya.

Terkait hal itu, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendi menyatakan apresiasi terhadap peluncuran BGSi.

"Kami berharap inisiatif futuristik tersebut akan mempercepat indeks pembangunan manusia," pungkasnya.***

Editor: AR Rachmawati

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini