Semua Kemungkinan Masih Terbuka Mengenai Asal-usul Virus Corona, WHO Terus Lakukan Penyelidikan

14 Februari 2021, 14:26 WIB
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanam Ghebreyesus. /Instagram @drtedros

PR CIANJUR - Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanam Ghebreyesus mengatakan bahwa semua kemungkinan masih terbuka tentang asal-usul Covid-19 selagi penyelidikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melakukan penyelidikan.

Pekan ini sebuah misi yang dipimpin WHO di China tidak lagi menyelidiki lebih jauh tentang kemungkinan virus corona dibuat di laboratorium.

Meski dianggap tidak mungkin, temuan dari misi WHO tersebut, akan ditinjau lebih jauh oleh pihak Amerika Serikat, seperti dikutip Pikiranrakyat-cianjur.com dari Reuters.

Baca Juga: Jokowi Minta Rakyat Aktif Mengkritik Pemerintah, DPR: Kritik yang Objektif dan Jujur Jadi Masukan Vital

“Beberapa pertanyaan telah diajukan mengenai apakah beberapa hipotesis telah dibuang. Setelah berbicara dengan beberapa anggota tim, saya ingin memastikan bahwa semua hipotesis tetap terbuka dan memerlukan analisis dan studi lebih lanjut,” kata Tedros.

WHO mengatakan bahwa misi itu tidak akan menemukan jawaban, tetali paling tidak telah menambah informasi penting yang membawa kita semakin dekat untuk memahami asal-usul Covid-19.

“Beberapa dari pekerjaan penyelidikan itu mungkin berada di luar kendali dan ruang lingkup misi (WHO) ini,” kata Tedros.

Baca Juga: Direncakan akan Gaet Raffi Ahmad dan Agnes Monica Maju di Pilkada DKI Jakarta 2024, PKB Beberkan Alasannya

“Kami selalu mengatakan bahwa misi ini tidak akan menemukan semua jawaban, tetapi telah menambahkan informasi penting yang membawa kita lebih dekat untuk memahami asal-usul virus penyebab Covid-19,” ujar Tedros.

Hipotesis pertama dari misi penyelidikan WHO yakni virus corona baru berasal dari kelelawar, kemungkinan pertama menginfeksi spesies hewan lain, meskipun ada beberapa kemungkinan skenario bagaiamana virus itu dapat menular terhadap manusia.

Virus corona mungkin telah keluar karena kebocoran dari laboratorium di Kota Wuhan China, sebagaimana yang dikatakan oleh pihak pemerintahan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang meninggalkan jabatannya bulan lalu.

Baca Juga: 6 Fakta Menarik Usai Manchester City Sukses Pecundangi Tottenham Hotspur 3-0

Sebelumnya penyelidikan telah dilakukan oleh tim WHO pada bulan Januari.

Mereka bertemu dengan para ilmuwan China, kemudian mereka mengunjungi laboratorium, pasar, dan rumah sakit di Wuhan.

“Kami melakukan pertemuan tatap muka pertama dengan kolega kami. Kami membahas program kunjungan,” kata ahli virus di Pusat Medis Universitas Erasmus Belanda, Marion Koopmans.

Baca Juga: Liverpool Tunduk dari Leicester City 3-1, Mohamed Salah dan Alisson Becker Jadi Sorotan

“Pemimpin tim China, Prof Wannian, bercanda tentang beberapa gangguan teknis. Senang bertemu rekan kami setelah pertemuan zoom yang panjang,” kata Koopmans.

Sebelumnya kemungkinan wabah tersebut disebabkan oleh kebocoran di laboratorium pemerintah dibantah oleh China.

Tim WHO menghabiskan waktu kurang lebih dua minggu di China karena munculnya perselisihan antara China dan Amerika Serikat, akhirnya misi tersebut harus ditunda karena kekhawatiran atas akses dan perselisihan.

Baca Juga: Didiagnosa Mengidap Kanker Prostat, Kak Seto: Apapun yang Terjadi, Saya Hadapi dengan Penuh Rasa Syukur

"Penting untuk diingat bahwa keberhasilan misi dan penelusuran asal-usul ini 100 persen bergantung pada akses ke sumber yang relevan," kata anggota tim Denmark, Thea Fischer.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler