China Ogah Ikutan Perang Dunia III, Barat Terus Pelihara Konflik Ukraina-Rusia

26 April 2022, 21:20 WIB
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menyatakan pihaknya tak tertarik perang dunia III. /Reuters

 

JENDELA CIANJUR - Pihak berwenang China tidak mencari Perang Dunia III dan mendukung penyelesaian konflik di Ukraina melalui diplomasi, ungkap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin, Selasa, 26 April 2022.

"Tidak ada yang ingin melihat Perang Dunia III, itu perlu untuk mendukung proses mempromosikan pembicaraan damai [antara Rusia dan Ukraina]," katanya pada sebuah pengarahan, menanggapi pertanyaan wartawan Barat tentang bagaimana China Kemlu menilai ucapan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov baru-baru ini tentang ancaman Perang Dunia III.

Menurut Wang Wenbin, konflik bersenjata di Ukraina tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.

Dia menunjuk perlunya untuk mencegah konsekuensi negatif yang dapat mengakibatkan konflik Ukraina yang mempengaruhi tidak hanya Eropa tetapi seluruh dunia.

Baca Juga: Tol Jakarta-Cikampek II Selatan Beroperasi Gratis saat Mudik Lebaran

"Kami berharap semua pihak terkait akan menunjukkan keseimbangan dan mencegah eskalasi," tutup juru bicara Kementerian Luar Negeri.

Di lokasi terpisah Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan, jika "pemompaan" Ukraina dengan persenjataan berlanjut, maka negosiasi antara Moskow dan Kiev ditakdirkan untuk tidak membuahkan hasil, Selasa, 26 April 2022.

“Jika [pemompaan Ukraina dengan senjata] berlanjut, tentu saja, negosiasi hampir tidak akan membuahkan hasil, tetapi saya ulangi sekali lagi, kami berkomitmen untuk solusi yang dinegosiasikan, kami juga berkomitmen untuk gencatan senjata, yang kami lakukan setiap hari, mendeklarasikan koridor kemanusiaan,” kata Lavrov.

Sementara Kiev pada awalnya menunjukkan kesiapan untuk bernegosiasi setelah Rusia meluncurkan operasi militer skala besar di Ukraina pada akhir Februari, perilaku mereka selanjutnya menunjukkan bahwa mereka “tidak begitu tertarik pada pembicaraan,” tambah Lavrov.

Baca Juga: Kuota Haji Diumumkan Kementerian Agama, Begini Rinciannya Tiap Provinsi

“Tetapi bagaimana sikap delegasi Ukraina dalam pembicaraan, bagaimana Presiden [Volodymyr] Zelensky sendiri berperilaku, menolak untuk mengkonfirmasi bahwa mereka menerima proposal baru kami seminggu yang lalu, saya berbicara tentang ini lebih dari sekali, ini, tentu saja, mengecewakan,” diplomat itu melanjutkan.

Rusia menyerang tetangganya menyusul kegagalan Ukraina untuk menerapkan ketentuan perjanjian Minsk, yang ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass, Donetsk dan Lugansk.

Protokol Minsk yang ditengahi Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.***

Editor: Gugum Budiman

Sumber: TASS RT

Tags

Terkini

Terpopuler