Tidak Terima Tudingan AS, Sengaja Sebar Covid-19, Tiongkok: Tuduhan Tidak Berdasar

26 September 2020, 15:42 WIB
Donald Trump. //Alex Brandon/AP Images

PR CIANJUR - Tiongkok dan Amerika Serikat (AS), memiliki hubungan yang kian memburuk terutama setelah pandemi terjadi, ditambah pelanggaran hak asasi manusia serta sengketa perdagangan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin, menyerang Presiden AS karena pernyataannya di Majelis Umum PBB pada Selasa, 22 September 2020.

Dalam pertemuan PBB itu,Trump menuduh Tiongkok telah 'melepaskan wabah' virus corona ke dunia dan menuntut mereka.

Baca Juga: Bukan Hanya Febri Diansyah, KPK Telah Ditinggalkan Puluhan Pegawai, Beberapa Karena Alasan Keluarga

Kementerian luar negeri Tiongkok membalas tuduhan Presiden AS Donald Trump, yang menyatakan Beijing 'bertanggung jawab' atas pandemi virus corona.

Wang menanggapi penyataan Presiden AS dan menuduh Trump menggunakan 'fakta yang diabaikan dan kebohongan yang palsu' mengenai Tiongkok.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman SCMP, Juru bicara kemenlu Tiongkok itu menambahkan tuduhan tersebut 'didorong oleh motif yang aman'.

Ia juga mengatakan 'Presiden Trump menggunakan podium PBB untuk menyamakan tuduhan tidak berdasar terhadap Tiongkok.

Baca Juga: Tentang Mundurnya Febri Diansyah dari KPK, Novel Baswedan Beri Pandangan

Wang Wenbin dengan tegas menentang hinaan tersebut, sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya pada artikel "Dituding Sengaja Sebar Covid-19 oleh AS, Tiongkok: Kami Juga Korban".

"Tindakan seperti itu sekal lagi menunjukkan bahwa unilateralisme dan intimidasi adalah ancaman terbesar bagi dunia," ungkap Wang Wenbin.

"Kebohongan sama sekali tidak bisa menyamar sebagai kebenaran. Dunia sepenuhnya menyadari rekor Tiongkok dalam menahan Covid-19 dan orang-orang memiliki penilaian yang adil," tambahnya.

Wang kemudian mengklaim Tiongkok adalah 'korban virus', menggemakan komentar yang dibuat oleh Presiden Xi Jinping di majelis.

Baca Juga: Ada TMMD Reguler di Kalinusu, Babinsa Bumiayu Brebes Imbau Pemakaian Masker

Xi, juga berkesempatan berbicara pada pembukaan KTT PBB, menyerukan tanggapan multilateral terhadap pandemi dan menargetkan Trump karena ingin 'mengisolasi' AS dari dunia.

"Tiongkok tidak pernah memulai konfrontasi ideologis, atau berusaha untuk memisahkan diri dari negara lain, dan tidak pernah mencari hegemoni," uajr Xi Jinping.

Ia mengungkapkan jika pemerintahannya sangat memikirkan cara membantu 1,4 miliar orang di Tiongkok agar bisa membantu orang-orang setelahnya.

Pidato pembukaan Trump juga dibantah oleh anggota PBB lainnya.

Baca Juga: Versi 2021 Disinyalir Gunakan Mesin Berkapasitas Lebih Besar, Apakah Namanya Akan Tetap Vario 150 ?

Vassily Nebenzia, duta besar Rusia untuk PBB, menyatakan kesedihannya karena Kelly Craft, duta besar AS untuk PBB. menggunakan pertemuan Kamis untuk 'membuat tuduhan tidak berdasar' terhadap Tiongkok.

"Keputusan Partai Komunis Tiongkok untuk menyembunyikan asal-usul virus ini, meminimalkan bahayanya, dan menekan kerja sama ilmiah mengubah epidemi lokal menjadi pandemi global," ujar Kelly Craft/

"Membuktikan bahwa tidak semua negara anggota memiliki komitmen yang sama terhadap kesehatan publik, transparansi, dan kewajiban internasional mereka," tambahnya.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga mengecam kurangnya kerja sama.

Baca Juga: Diantara Harta Puluhan Miliar dan Utang Ratusan Juta, Terselip Honda CB125 Pada Daftar Aset Gibran

Guterres mengatakan tanggapan global terhadap pandemi itu terpecah-pecah, menyebabkan hampir satu juta kematian, dan mengklaim "sebagai negara pergi ke arah yang berbeda, virus pergi ke segala arah".

Dia menambahkan kegagalan komunitas internasional untuk menangani virus "adalah akibat dari kurangnya kesiapan global, kerja sama, persatuan dan solidaritas", dan mengatakan kerja sama global diperlukan untuk benar-benar menghentikan penyebaran virus.

AS telah mencata pandemi terburuk, dengan 6.975.980 kasus dan 202.738 kematian.

Namun Tiongkok sebagian besar tertahan oleh virus, dengan 90.424 kasus dan 4.738 kematian menurut Universitas Johns Hopkins.

Baca Juga: Dedikasi Linmas dan Banser Kalinusu di TMMD Reguler Brebes

Kasus global virus telah mencapai 32.135.220, dengan kematian 981.660.***(Rahmi Nurfajriani/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler