Pemerintah AS Kehabisan Uang Tunai untuk Ukraina, China Sebut Washington Ingin Pelihara Peperangan

- 30 April 2022, 06:10 WIB
Prajurit Ukraina berjaga di samping kendaraan lapis baja yang hancur di pinggiran Kharkiv dalam serangan Rusia, Ukraina 25 Februari.
Prajurit Ukraina berjaga di samping kendaraan lapis baja yang hancur di pinggiran Kharkiv dalam serangan Rusia, Ukraina 25 Februari. /Maksim Levin/Reuters

JENDELA CIANJUR - Pemerintah Amerika Serikat (AS) membutuhkan Kongres untuk menyetujui permintaan $33 miliar (sekitar Rp479,34 miliar) secepat mungkin karena hanya memiliki sisa $250 juta (sekitar Rp3,63 triliun) dari paket bantuan sebelumnya untuk Ukraina, ungkap juru bicara Gedung Putih Jen Psaki.

Presiden AS Joe Biden menandatangani permintaan itu pada Kamis, 28 April. Dia mengakui bahwa $33 miliar “tidak murah” tetapi mengklaim bahwa “mengikuti agresi akan lebih mahal.”

Dalam jumpa pers pada hari yang sama, Psaki ditanya tentang batas waktu ketika pemerintah “sangat membutuhkan” pendanaan baru.

Dia menjawab bahwa “kebutuhannya mendesak, seperti kebutuhan pendanaan Covid sangat mendesak.”

“Seperti yang Anda ketahui, kami memiliki $3,5 miliar bantuan keamanan militer. Kami memiliki sekitar $250 juta yang tersisa dalam penarikan. Jadi, jelas, kami akan bekerja untuk mempercepat itu dan memberikan itu kepada Ukraina,” kata juru bicara itu.

Dia menekankan bahwa untuk memberi Kiev “senjata yang mereka butuhkan, artileri yang mereka butuhkan, peralatan yang mereka butuhkan,” mendapatkan dana baru “tentu saja mendesak.”

Baca Juga: Kemenag Segera Rilis Daftar Jemaah Haji, Hilman Latief: Bakal Cek Umur dan Kesehatan Para Calon Jemaah

NATO siap mendukung Ukraina 'selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun' pertempuran

Sementara itu, baik Partai Republik maupun Demokrat mengatakan bahwa $33 miliar mungkin tidak akan tercapai dengan cepat karena ada banyak masalah yang perlu diselesaikan.

Halaman:

Editor: Gugum Budiman

Sumber: RT


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x