Dikhawatirkan Cemari Tanah dan Air, Pemakaman Warga Muslim di Jepang Ditentang Penduduk Sekitar

- 19 September 2020, 14:07 WIB
ILUSTRASI pemakaman.*
ILUSTRASI pemakaman.* //pexels

Abbas berasal dari Lahore, Pakistan tetapi ia kini tinggal di Jepang sejak tahun 2001. Dia juga seorang profesor teknologi di Ritsumeikan Asia Pacific University.

Diperkirakan ada 200.000 Muslim yang tinggal di seluruh Jepang, dengan sekitar 1.000 tinggal di prefektur Oita. Namun, meski masjid telah menjadi hal yang lumrah di banyak kota besar, ada penolakan di antara penduduk Jepang terhadap konsep pemakaman.

Di Jepang hanya ada 7 kuburan muslim, dan tidak ada di pulau Kyushu atau di timur laut Jepang, dengan begitu pihak keluarga yang berduka harus membawa jenazah dengan jarak yang jauh dan biaya mahal.

Beberapa dari 28.500 penduduk Hiji, telah menyatakan penentangan mereka dengan jelas.

Baca Juga: Trending Twiter Tagar #SongJoongKi, Aktor Korea Selatan Song Joong Ki Rayakan Ulang Tahun Ke-35

Orang-orang yang tinggal di dua distrik kota yang dekat dengan tanah yang dialokasikan untuk pemakaman menandatangani petisi yang menuntut agar permintaan tersebut ditolak, dan menyerahkannya ke kantor kota dan dewan lokal.

Seorang pejabat kota yang menangani masalah tersebut membenarkan bahwa pertemuan penduduk setempat telah diadakan untuk memberikan suara tentang masalah tersebut, dan penghitungan saat ini sedang dihitung.

Dia tidak dapat mengatakan kapan hasilnya akan diumumkan, tetapi akan dikomunikasikan terlebih dahulu kepada pengacara asosiasi.

“Ada sebagian masyarakat yang tidak menginginkan kuburan di sini. Mereka khawatir tentang kontaminasi dari tubuh yang masuk ke air yang mereka minum," kata pejabat itu.

Baca Juga: Kerap Dipadati Masyarakat yang Abai Protokol Kesehatan, Pemkot Bandung Ancam Tutup Jalan Dipatiukur

Halaman:

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat SCMP


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x