Umumkan Kematian Orang Uighur, Pemerintah Tiongkok Tak Dipercaya Keluarga Korban

- 2 Oktober 2020, 21:59 WIB
ILUSTRASI bendera Tiongkok.
ILUSTRASI bendera Tiongkok. /pixabay

PR CIANJUR - Tak biasa, pemerintah Tiongkok secara resmi mengumumkan dan mengkonfirmasi kematian seorang pria Uighur kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Namun pemerintah Tiongkok tak dipercaya oleh keluarganya, karena diyakini keluarga, pria itu ditahan di camp Xinjiang sejak tahun 2017.

Diyakini lebih dari satu juta orang dari komunitas Uighur dan Muslim Turki di wilayah paling barat Xinjiang ditahan di kamp-kamp sejak 2017.

Baca Juga: Menkes Terawan Muncul, Tertibkan Biaya Tes Usap, Tertinggi Rp900 Ribu

Mereka di sana mendapat tindakan keras terhadap etnis minoritas yang menurut para ahli merupakan genosida budaya.

Meskipun reaksi dunia meningkat, Partai Komunis Tiongkok (PKC) berulang kali menolak permintaan badan internasional untuk mengunjungi dan menyelidiki wilayah tersebut secara independen.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari The Guardian, hilangnya pria Uighur bernama Abdulghafur Hapiz terdaftar di United Nations Working Group on Enforced or Involuntary Disappearances (WGEID) pada April 2019, namun pemerintah Tiongkok tidak menanggapi pertanyaan formal hingga bulan ini.

Dalam sebuah dokumen yang dilihat oleh Guardian, dikatakan WGEID bahwa pensiunan pengemudi itu dari Kashgar sudah meninggal hampir dua tahun lalu, tepatnya pada 3 November 2018 karena 'pneumonia parah dan tuberkulosis'.

Baca Juga: Saat PSBB Transisi Pada Agustus 2020 Bergulir, Sebanyak 4.487 WNA Masuk Jakarta, Tiongkok Terbanyak

Halaman:

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: The Guardian Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini