Ahli Sebut Vaksin Covid-19 Buatan Inggris Aman, Prediksinya Kurang Dari 3 Bulan Akan Rilis

- 4 Oktober 2020, 06:30 WIB
Ilustrasi vaksin virus corona: Vaksin Covid-19 buatan Inggris telah diprediksi akan diluncurkan kurang dari 3 bulan, dan profesor sebut ini akan aman untuk digunakan.
Ilustrasi vaksin virus corona: Vaksin Covid-19 buatan Inggris telah diprediksi akan diluncurkan kurang dari 3 bulan, dan profesor sebut ini akan aman untuk digunakan. /PMJ News

PR CIANJUR - Vaksin Covid-19 buatan Inggris saat ini tengah uji klinis di Universitas tertua di dunia yang juga berada di Inggris.

Indra Rudiansyah (28) salah satu mahasiswa asal Indonesia, ikut terlibat dalam penelitian tersebut dan bergabung dengan tim Jenner Institute Uni of Oxford.

Peluncuran massal vaksin Covid-19 di Inggris ini diperkirakan dapat dilakukan kurang dari tiga bulan.

Baca Juga: Pakar Kesehatan Mental Sebut Donald Trump Memiliki Kepribadian Paranoid dan Delusif, Bahaya Bagi AS

Sebelum awal tahun 2021, para ilmuwan yang mengerjakan vaksin Oxford berharap regulator segera memberikan persetujuannya.

Times melaporkan, program imunisasi Covid-19 lengkap, yang mengikutsertakan anak-anak, bisa lebih cepat dari yang diprediksikan.

Disebutkan pula bahwa pejabat kesehatan memperkirakan semua orang dewasa akan mendapatkan satu dosis vaksin dalam enam bulan.

Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) mengatakan mulai mengevaluasi data calon vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca bersama Universitas Oxford, secara nyata.

Baca Juga: Bayar Uang Wisuda Rp3 Juta Hanya Dapat Masker dan Toga, Orang Tua Mahasiswa Unikom Ngamuk di TikTok

Sebagaimana diberitakan Pikiranrakyat-Bandungraya.com sebelumnya dalam artikel "Vaksin Covid-19 Buatan AstraZeneca Inggris Diprediksi Rampung 3 Bulan ke Depan", hal itu menjadi langkah pertama yang bertujuan mempercepat proses persetujuan vaksin di kawasan tersebut.

Kabar peninjauan EMA juga membuka peluang besar untuk menjadikannya vaksin pertama yang disetujui di Eropa sekaligus yang dianggap unggul dalam perlombaan global penemuan vaksin untuk Covid-19, yang telah menelan satu juta orang lebih di seluruh dunia.

Times juga melaporkan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan sejumlah rencana yang mencakup izin pemberian vaksin yang lebih luas oleh petugas kesehatan, pendirian pusat vaksinasi drive-through dan perekrutan bantuan militer.

Baca Juga: Pemeran Video Asusila 'Vina Garut' Gugat UU Pornografi ke MK, Merasa Tak Adil

Hal ini mengacu pada uji coba calon vaksin dilakukan, saat Amerika Serikat mengumumkan akan mempercepat perolehan izin sebelum pemilihan presiden berlangsung pada 3 November 2020.

Walau demikian, para perusahaan pembuat vaksin ternama di AS dan Eropa berjanji tetap akan mengikuti seluruh tahapan ilmiah yang ditetapkan demi mengetahui keamanan serta khasiat calon vaksin sebelum produksi massal.

Perusahaan menegaskan mereka tidak akan tunduk pada tekanan politik yang ingin mempercepat tahapan uji coba.

Baca Juga: Rachel Maryam Dikabarkan Koma Setelah Melahirkan, Ini Jawaban Pihak Keluarga dan Gerindra

AstraZeneca setuju akan menyediakan kurang lebih tiga miliar dosis vaksin ke beberapa negara.

Kepala ilmuwan WHO mengatakan pemberhentian sementara itu dapat menjadi pengingat bahwa proses uji coba tidak selamanya lancar.

“Risiko itu tidak dapat dihindari dalam uji coba skala besar, masalah keselamatan mungkin akan muncul,” kata profesor bidang obat-obatan buatan dari Imperial College London, Peter Openshaw.

Baca Juga: Alasan Tak Ditahannya Eks Dirut Garuda Pada Kasus Penyelundupan Suku Cadang Harley dan Brompton

"Kita semua harus berharap tidak ada insiden lain ke depannya dan vaksin itu terbukti aman serta efektif,” kata dia.***(Pikiranrakyat-Bandungraya.com/Yuda Romansyah)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat Bandung Raya


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini