Guru di Prancis Dipenggal dalam Serangan Teroris Usai Diskusi Soal Kartun Nabi Muhammad

- 17 Oktober 2020, 08:58 WIB
Ilustrasi pembacokan.
Ilustrasi pembacokan. /

Menurut investigasi, tersangka penyerangan yang diidentifikasi sebagai seorang imigran berusia 18 tahun dari Chechnya, mengumumkan rencananya di Twitter dan memposting foto guru tersebut, tapi kini telah dihapus.

"Kepada Macron, pemimpin kaum kafir, saya mengeksekusi salah satu hellhound Anda yang berani meremehkan Muhammad," kata tersangka dalam cuitan tersebut.

Pejabat Prancis lainnya menunjukkan dukungan pada Jumat, sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya dalam artikel "Diskusikan Soal Kartun Nabi Muhammad, Guru di Prancis Dipenggal dalam Serangan Teroris".

"Malam ini, Republik (Prancis) diserang dengan pembunuhan keji salah satu hambanya, seorang profesor," kata Menteri Pendidikan Prancis Jean-Michel Blanquer di Twitter.

Sementara itu, editor di Charlie Hebdo men-tweet dukungan mereka kepada keluarga guru yang menjadi korban.

Baca Juga: Sofyan Djalil Sesalkan Anak SMK Ikut Demo Omnibus Law: Supaya Mereka Dapat Lapangan Kerja

"Charlie Hebdo mengungkapkan rasa ngeri dan pemberontakan setelah seorang guru yang sedang menjalankan tugas dibunuh oleh seorang fanatik agama," kata editor tersebut.

Serangan itu adalah tindakan kekerasan lain di Paris sejak persidangan dimulai bulan lalu terhadap 14 terdakwa yang dituduh merencanakan serangan penembakan dengan kekerasan pada 2015 di kantor majalah yang menewaskan 17 orang.

September lalu, seorang pria Pakistan berusia 25 tahun didakwa menikam dua orang di luar bekas kantor Charlie Hebdo di timur Paris.***(Julkifli Sinuhaji/Pikiran-Rakyat.com)

Halaman:

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat UPI


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x