Adiyana Slamet Ingatkan Lembaga Penyiaran di Jawa Barat Jangan Ikut-ikutan Kapitalisasi Tragedi Kanjuruhan

- 4 Oktober 2022, 13:19 WIB
Ketua KPID Jawa Barat Dr Adiyana Slamet.
Ketua KPID Jawa Barat Dr Adiyana Slamet. /Istimewa/

JENDELA CIANJUR - Ketua Komisi Penyiaradan Daerah (KPID) Jawa Barat, Dr Adiyana Slamet mengimbau seluruh lembaga penyiaran di Jawa Barat agar lebih arif memberitakan tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan korban jiwa.

Adiyana mengatakan lembaga penyiaran yang ada di Jawa Barat untuk tidak memanfaatkan keduakaan yang tengah dirasakan masyarakat Indonesia. 

“Kita semua berduka, janganlah kedukaan ini dimanfaatkan untuk kapitalisasi demi rating. Silakan diberitakan dengan arif, dorong rekonsiliasi, kembangkan jurnalisme damai, dan jangan demi rating lantas memblow up-nya,” katanya, saat ditelpon Jendela Cianjur, Selasa 4 Oktober 2022. 

Adiyana pun ikut menanggapi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang pascapertandingan Arema FC dan Persebaya yang hasil akhirnya dimenangkan oleh Bajul Ijo dengan skor 2-3. 

Baca Juga: Dipuji Langsung Oleh Seniornya, Akting Kim Hye Soo Jadi yang Paling Dinanti di The Queen's Umbrella

Menurut Adiyana Slamet, sesuai dengan kapasitasnya sebagai regulator dan pengawas lembaga peyiaran, ia mengingatkan bahwa Undang-undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 menegaskan bahwa penyiaran diarahkan untuk untuk memperkukuh integrasi nasional dan mewujudkan penyiaran sebagai perekat sosial.

Karena itu cara pemberitaan harus memperhatikan etika.

Dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS), kata dia, lembaga penyiaran juga memiliki tanggungjawab agar pemberitaan menimbulkan trauma, apalagi dalam kasus tragedi yang menimbulkan korban meninggal,” kata Adiyana.

Baca Juga: Tanda Penghormatan, Dua Polisi yang Gugur Korban Stadion Kanjuruhan Diberikan Kenaikan Pangkat

Ia menyebut pasal 23 Standar Program Siaran yang menyatakan bahwa Program Siaran dilarang memuat adegan kekerasan secara detil, seperti tawuran, pengeroyokan, perang, pengrusakan barang, tindakan sadis dan sebagainya.

“Benar bahwa penyiaran juga berfungsi ekonomi. Makin banyak ditonton, makin tinggi ratingnya, dan itu akan berpengaruh terhadap iklan," kata dia. 

"Tapi sebagai orang timur, apakah kita akan menjual kekerasan dengan mengorbankan anak bangsa yang berduka? Ditambahkan bahwa Lembaga Penyiaran harusnya juga menayang dalam jeda sepakbola agar menayangkan Iklan Layanan Masyarakat berisi edukasi tentang bagaimana sportifitas dalam pertandingan sepakbola,” sambung Adiyana.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, Komika Abdur Arsyad Sentil Elit Sepak Bola Indonesia, Sistemnya Masih Jelek!

Adiyana juga mengamini apa yang dikatakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di berbagai media bahwa banyak pelajaran berharga dari tragedi Kanjuruhan.

Di antaranya adalah sportifitas, tingkatkan pengamanan dan tidak memaksakan pergelaran sepak bola di malam hari di jam prime time rating tinggi.***

Editor: R Wisnu Saputra


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x