BPDB Jabar Imbau Warga Waspada Puncak La Nina, Ini Wilayah yang Berpotensi Alami Bencana Alam

- 13 Oktober 2020, 21:25 WIB
Ilustrasi cuaca buruk akibat La Nina
Ilustrasi cuaca buruk akibat La Nina /RRI

PR CIANJUR - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar pun telah menandai beberapa kota/kabupaten yang berpotensi terkena dampak La Nina.

Puncak dari fenomena La Nina diprakirakan akan datang pada Desember 2020 hingga Januari 2021.

Disampaikan oleh Kepala Pelaksana Harian BPBD Jawa Barat Dani Ramdan di Bandung, Selasa, 13 Oktober 2020.

Baca Juga: Viral Video Ambulance Dikejar Sejumlah Aparat Dengan Iringan Letusan Diduga Senjata Api

Dani mengatakan, wilayah yang menjadi perhatian terkait kewaspadaan La Nina terdiri dari Bogor, Sukabumi, kemudian merambat ke selatan Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Pangandaran.

"Kemudian di utara itu Karawang, Kabupaten Subang karena punya muara Sungai Citarum, termasuk Bekasi dengan potensi sungai Bekasi akan berdampak juga. Lalu wilayah Bandung Raya khususnya Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung dan Kota Bandung," katanya.

Dani mengatakan untuk kota/kabupaten yang memiliki kerawanan yang tinggi, pihaknya siapkan mitigasi dan logistik.

Baca Juga: Tuntutan PA 212 Sangat Jelas, Batalkan UU Cipta Kerja atau Jokowi dan DPR Lengser

"Jadi kalau untuk logistik sudah kita rutin ya dalam setahun itu dua sampai tiga kali kita perkuat kota kabupaten," katanya.

Sebagaimana diberitakan Pikiranrakyat-bekasi.com dalam artikel, "BPBD Jabar Beri Kewaspadaan Ekstra terhadap Beberapa Wilayah yang Berpotensi Terdampak La Nina", selain logistik, edukasi kebencanaan melalui mitigasi bencana dilakukan dan hal itu tentunya dengan menggaet pemerintah kabupaten terkait dan juga relawan.

"Provinsi Jawa Barat itu luasnya sama dengan Jawa Timur tapi kota kabupaten yang jauh lebih sedikit jadi memang kalau hanya mengandalkan BPBD tidak terkaver," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya memiliki Program Desa Tangguh Bencana di mana setiap desa itu diberikan pelatihan oleh BPBD Provinsi Jabar.

Baca Juga: UU Cipta Kerja Bawa Angin Segar, Menkop UKM: Optimis Ciptakan Lapangan Kerja Lebih Besar

"Selain perangkat desa juga Relawan Tangguh Bencana demikian juga Tagana punya relawan ada Kampung Siaga Bencana nah polanya berjenjang," katanya.

Dani mengatakan BMKG memprakirakan Indonesia pada umumnya masuk dalam fenomena La Nina dan sebagian akan mulai masuk musim hujan Oktober-November ini kemudian nanti puncaknya Januari Februari lalu mulai turunnya diantara Maret-April 2020.

"La Nina ini fenomenanya adalah intensitas hujannya tinggi jadi nanti akhir tahun sampai Januari, Februari akan sangat lebat hujan dan biasanya kalau di kita hujan lebat itu berimplikasi pada longsor dan banjir atau bencana hidrometeorologi," ujar Dani.

Pihaknya mengakui dengan adanya La Nina potensi kebencanaan memang lebih tinggi daripada tahun lalu.

Baca Juga: Aturan yang Aneh, Pelajar dengan Mata Minus atau Kelebihan Berat Badan Akan Mendapatkan Nilai Rendah

"Namun ya mudah-mudahan dengan kewaspadaan yang meningkat ini, sisi dampak bisa kita kurangi karena kan sebenarnya dampak dari suatu bencana itu bukan hanya potensi tapi yang paling penting adalah kesiapan kita menghadapi. Kalau mitigasi bisa kita lakukan dari sekarang mungkin dampak bisa kita eliminir," ujar Dani.***(Rivan Muhammad/Pikiranrakyat-bekasi.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini