Satgas Covid-19 Lakukan Sinkronisasi Data, Penambahan Jumlah Pasien Positif Menjadi Pembelajaran

3 Desember 2020, 06:40 WIB
Ilustrasi Covid-19. /pixabay/Alexandra_Koch

PR CIANJUR – Pemerintah Pusat saat ini sedang melakukan sinkronisasi data penanganan Covid-19 antara pusat dan daerah. Hal tersebut berkait dengan pengumpulan dan validasi data yang jumlahnya besar. Dikutip Pikiran Rakyat Cianjur dari laman covid19.go.id.

Hal ini dilakukan terkait perbedaan data antara pusat dan daerah belakangan ini. Wiku menyatakan Kementerian Kesehatan tengah melakukan koordinasi dengan masing-masing daerah di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

"Kami meminta kepada pemerintah daerah agar menghubungi Kementerian Kesehatan agar datanya betul-betul sinkron dan sama, dan akhirnya dapat menjadi alat navigasi bersama," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito di Graha BNPB, Selasa 1 Desember 2020. 

Baca Juga: Massa Datangi Rumah Ibunya, Menkopolhukam Mahfud MD: Kali Ini Mereka Mengganggu Ibu Saya

Prinsipnya, pemerintah selalu berusaha mencapai kesesuaian data dengan seluruh daerah melalui progres berkelanjutan.

Nantinya hal ini dimaksudkan agar semua daerah dapat mengakses data secara realtime. Sementara bagi pemerintah pusat, data yang digunakan adalah data yang sama.

"Langkah ini merupakan upaya penyempurnaan, agar data yang dikumpulkan dapat konsisten dari waktu ke waktu, dan menjadi alat navigasi yang baik untuk kita selalu melihat perkembangan dan mengambil kebijakan yang tepat dan terukur," kata Wiku melanjutkan.

"Hal ini terkait upaya penanganan Covid-19 berdasarkan data-data yang dapat dipertanggung jawabkan dan ilmiah," ucap Wiku.

Baca Juga: Banser NU Siap Menjaga Rumah Mahfud MD, Gus Yaqut: Menjadi Tugas Banser Melindungi Tokoh NU

Sementara itu terkait data orang yang terpapar naik terus menerus secara signifikan, Wiku memaparkan daerah zona merah atau resiko tinggi naik menjadi 50 dari sebelumnya 28 kabupaten/kota.

"Saya sangat kecewa karena jumlah daerah yang berada di zona merah bertambah hampir dua kali lipat dari minggu sebelumnnya. Selain itu, jumlah daerah yang berada di zona hijau pun semakin menipis," ucap Wiku lagi.

Dari rincian peta zonasi, zona oranye atau resiko sedang jumlahnya naik menjadi 374 dari sebelumnya 345 kabupaten/kota. Zona kuning atau resiko rendah, menurun menjadi 75 dari 121 kabupaten/kota.

Zona hijau menurun menjadi 6 dari sebelumnya 10 kabupaten/kota. Zona hijau terdampak juga menurun menjadi 9 dari sebelumnya 10 kabupaten/kota.

Baca Juga: Habib Rizieq Shihab Tidak Hadir ke Polda Metro Jaya, FPI: Beliau Kecapekan

"Keadaan ini harus menjadi cambukan keras bagi kita untuk terus memperbaiki diri, bagi masyarakat jangan pernah abai. Karena cepat atau lambat, anda akan menjadi penderita Covid-19, jika lengah dalam memproteksi diri, lingkungan ataupun keluarga anda," ujar Wiku.

"Kami berharap data ini bisa menjadi cermin bagi kita semuanya, baik pemerintah, maupun masyarakat untuk merefleksikan komitmen kita dalam mengendalikan Covid-19," tutur Wiku menutup.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: covid19.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler