Pengakuan Pasien Covid-19, Kantornya Tidak Ditutup Meski Ada Kasus Meninggal Dunia Karena Corona

19 September 2020, 08:51 WIB
Ilustrasi Covid-19 /

PR CIANJUR - Penyebaran virus Covid-19 bermunculan dari berbagai macam kluster, di antaranya klaster keluarga, perkantoran, dan industri.

Tiga klaster tersebut banyak disorot karena penambahan kasus corona paling tinggi di kluster ini dibandingkan klaster lainnya.

Kesaksian mengenai tingginya penyebaran virus Covid-19 di klaster perkantoran jelas diceritakan seorang pasien Covid-19 yang membuka suara dalam akun Youtube Najwa Shihab yang diunggah pada Kamis, 17 September 2020 seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com.

Baca Juga: Kampanye ‘Semua Rp1’ ShopeePay Dorong Adopsi Transaksi Contactless dengan Lebih dari 8 Juta Voucher

Baca Juga: Mutilasi di Kalibata City Bukan Satu-satunya, ini Kasus Pembunuhan Serupa yang Berawal dari Tinder

Pasien yang namanya disamarkan demi menjaga identitas pribadi tersebut, merasa yakin bahwa ia tertular Covid-19 dari lingkungan kantor tempatnya bekerja.

"Iya karena memang semenjak ada Covid-19 ini saya sama sekali tidak pernah beraktivitas di luar, nongkrong main ke mana itu tidak pernah," ujarnya.

Namun selang beberapa minggu saat adanya karyawan dites positif virus corona, ia dinyatakan ikut terpapar, sebagaimana diberitakan Pikiran-rakyat.com sebelumnya pada artikel "Curhat Pasien Covid-19 DKI Jakarta, Perkantoran Tak Ditutup Meski ada Kasus Meninggal Dunia".

"Jadi semenjak saat di kantor pun mulai ada (pasien positif virus corona, red) dan ternyata selang beberapa minggu saya tes, saya positif berarti ya sudah dipastikan saya yakin itu dapatnya dari kantor karena beberapa teman dekat yang memang beberapa kali sempet ketemu walaupun jarang itu saya minta juga untuk tes hasilnya negatif," tambahnya.

Baca Juga: 15.000 Anak di Indonesia Diwaspadai Terkena Covid-19, Sekolah Tatap Muka Bagai Buah Simalakama

Menurut pasien tersebut, teman-teman di kantornya kini banyak yang terkonfirmasi Covid-19 sekitar lebih dari 80 orang.

"Dan teman-teman kantor pun banyak juga yang positif. Sekarang jumlahnya di kantor itu lebih dari 80 orang," ujarnya.

Pasien yang saat ini menjalani proses karantina di Wisma Atlet, Jakarta itu mengatakan bahwa kantornya masih berjalan seperti biasa meski banyak karyawan terkonfirmasi virus corona.

"Sejak awal Covid-19 ini masuk Indonesia dan Jakarta menerapkan PSBB sempat ada WFH, dan pengurangan jam kerja pun ada namun seiring PSBB transisi dan semakin longgarnya orang-orang dan aturan lainnya, maka longgar juga aturan di kantor dan sekarang sama sekali tidak ada WFH," tuturnya.

Baca Juga: Kakek 80 Tahun Asal Kalinusu Bumiayu Brebes, Rasakan AMD Yang Kedua

Ia menambahkan, jam kerja di kantornya masih berjalan seperti biasa. Meski ada pengecekan suhu dan disediakan hand sanitizer, namun protokol jaga jarak kurang diterapkan.

"Secara normatif sebetulnya ada pengecekan suhu, ada tempat cuci tangan di tiap gerbang kemudian disediakan hand sanitizier tentunya di tiap lantai ada. Namun seperti pembatasan di kantor gitu, area mana yang boleh dan tidak boleh itu kurang hanya ada di beberapa tempat saja," jelasnya.

Berdasarkan keterangan pasien tersebut, kantor tidak ditutup meski ada karyawan yang meninggal dunia karena Covid-19.

"Sejak pertama ada kasus Covid-19 positif di kantor saya itu tidak ada lockdown, bahkan saya dengar pun sudah ada yang meninggal karena Covid-19 di gedung saya, saya tidak kenal tidak berhubungan tapi tidak ada lockdown juga," ujarnya.

Baca Juga: Ketua KPU Arief Budiman Positif Covid-19, Sudah Karantina Mandiri Sejak Jumat Dini Hari

Tak sedikit karyawan lain yang mengajukan protes kepada manajemen perusahaan, namun ia menyatakan tak ada tindakan solutif.

"Tidak ada (perubahan), sampai sekarang bahkan WFH pun belum diterapkan. Sering sekali dari pihak kami, saya, teman-teman dan yang lain sering sekali protes," ujar pasien.

Khususnya saat kantor tempat ia bekerja menggunakan ruang tertutup dengan sirkulasi udara yang kurang baik.

"Keadaannya seperti ini kita tidak bisa jaga jarak kalau masuk terus setiap hari sama-sama. Udah gitu di kantor pasti di ruang tertutup ber-AC, central, udaranya itu-itu aja jadi kuman atau virus ada di situ terus," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa sterilisasi di kantornya tak menjamin bebas dari virus corona saat telah banyak karyawan yang terpapar virus tersebut.

Baca Juga: Wali Kota Surabaya Minta Isolasi di Hotel Disudahi, Jumlah Pasien Covid-19 di Surabaya Menurun

"Mereka tidak ada tanggapan yang solutif, hanya saja paling imbauan terus, jaga kesehatan," tambahnya.

Setiap orang yang memiliki kontak dengan pasien positif Covid-19 pun tak diharuskan menjalani isolasi mandiri oleh pihak kantor.

"Bahkan beberapa orang yang dari positif ini yang kami berikan kontak tracingnya dengan siapa di kantor, orang-orang itu tidak diimbau untuk isolasi mandiri," tambahnya.***(Farida Al-Qodariah/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Mata Najwa Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler