Mahfud MD Sebut Presiden Prancis Emmanuel Macron Alami Krisis Gagal Paham

28 Oktober 2020, 18:41 WIB
Menko Polhukam RI, Mahfud MD. /Instagram @mohmahfudmd/

PR CIANJUR - Usai Emmanuel Macron melakukan pelecehan, terhadap agama Islam beberapa waktu lalu, Presiden Prancis ini terus menjadi perhatian masyarakat dunia, khususnya bagi warga muslim.

Tak hanya masyarakat biasa, dilaporkan beberapa pemimpin negara, turut mengecam Emmanuel Macron.

Sementara itu, melalui cuitan pada akun Twitternya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Republik Indonesia, Mahfud MD turut buka suara.

Baca Juga: Barang Bukti Capai Rp800 Juta Bersama Pemalsu Uang Diamankan, Pemesan Dari Jakarta Sedang Diburu

Menuturkan melalui pemanggilan Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Republik Indonesia mengecam Emmanuel Macron.

Dikatakannya bahwa Emmanuel Macron harus mengetahui, bahwa agama Islam merupakan agama rahmah.

Kendati demikian, dikatakannya bahwa pemeluk agama manapun akan marah, bila agamanya dihina.

Lebih lanjut, menurutnya bahwa bila Presiden Prancis tidak paham ihwal marahnya pemeluk agama manapun kala agamanya dihina, Menko Polhukam, Mahfud MD menilai bahwa Emmanuel Macron mengalami krisisi gagal paham.

Baca Juga: Penyebab Disuntik 2 Kali dan Alasan Ridwan Kamil Pilih Tipe Vaksin Kedua

MACRON hrs tahu bhw agama Islam adl agama rahmah, tp pemeluk agama apa pun akan marah kalau agamanya dihina. Kalau tak paham itu berarti dia mengalami krisis gagal paham,” tulis Mahfud MD, sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dalam cuitan akun @mohmahfudmd pada 28 Oktober 2020.

Untuk diketahui, Presiden Prancis itu dilaporkan telah melakukan pelecehan terhadap agama Islam bermula pada awal bulan Oktober 2020 lalu.

Hal tersebut kala dirinya menyebutkan ihwal ancaman kelompok radikal muslim, dirinya bahkan pihaknya akan melarang homeschooling, sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com pada artikel "Soal Presiden Prancis Emmanuel Macron, Mahfud MD: Dia Gagal Paham".

Presiden termuda dalam sejarah Prancis itu dikabarkan telah mengumumkan sejumlah langkah yang ditujukan untuk mengatasi separatisme agama.

Baca Juga: Kepada Bamsoet, Ahmad Dhani Terang-terangan: 2039 Saya Presiden

Salah satunya yakni kontrol yang lebih ketat atas pendanaan masjid, dan asosiasi dengan ideologi Islam, serta pembatasan pada imam yang dilatih asing.

Tak lama berselang, peristiwa nahas menimpa Samuel Paty, seorang guru sejarah yang dipenggal dalam perjalanan pulang menuju rumahnya.

Atas peristiwa tersebut, Emmanuel Macron turut bersuara.

Pembunuhan tersebut terjadi lantaran Samuel Paty menunjukkan karikatur Nabi Muhammad SAW kala memberi pelajaran di kelasnya.

Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron, menilai apa yang telah dilakukan mendiang Samuel Paty merupakan bentuk dari kebebasan berekspresi.***(Irwan Suherman/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler