Ia mengatakan, Partai NasDem hanya mempunyai 9,6 persen suara pada Pemilu 2019, sehingga harus berkoalisi dengan partai politik lain untuk dapat mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden
"Kami sangat perlu koalisi. Tapi sayang seribu sayang, banyak partner yang masih sibuk ingin jadi presiden. Jadi, untuk apalagi diteruskan konvensi?" tutur Surya Paloh.
Sebagai ganti konvensi capres, menurut dia, Partai NasDem akan menyelenggarakan Rembuk Nasional melalui Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada 15-17 Juni 2022.
Rakernas teraebut diproyeksikan akan membahas berbagai topik penting, salah satunya terkait pencalonan presiden 2024.
Sebelumnya, saat peresmian NasDem Tower di Jakarta, Selasa (22/2), Paloh mengatakan Partai NasDem akan menyiapkan calon presiden untuk maju dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024.
Baca Juga: Info Kajian Besok, Selasa 1 Maret 2022, Ada Khataman Quran Bareng Ustadz Muzammil Hasballah
"Saya pikir tidak lebih dari tiga nama lah, tidak lebih dari tiga," katanya.
Kendati demikian, lanjutnya, Partai NasDem masih membuka dialog terkait calon presiden yang akan diusung. Selain itu, Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai NasDem juga akan mengakomodasi beberapa sosok potensial untuk maju ke kontestasi nasional lima tahunan sekali tersebut.
"Siapa pun anak bangsa ini yang mempunyai obsesi, ambisi untuk menjadi publik figur yang kuat, kokoh, hingga mereka sampai pada jenjang paling teratas dalam struktur sistem pemerintahan," ujarnya.***
Artikel Rekomendasi