Siswa SMP di Lombok Menikah, Pacaran Cuma Empat Hari Kenalannya Lewat Video Call

- 20 September 2020, 22:29 WIB
ILUSTRASI pernikahan dini.
ILUSTRASI pernikahan dini. /

PR CIANJUR - Kabar tentang menikahnya Suhaimi dan Nur Herawati asal Dusun Motorng Praje Timur Desa Pengejek, Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah menjadi omongan publik.

Berusia 15 tahun, Suhaimi masih berstatus sebagai pelajar di salah satu Madrasah di Desa Beber.

Sementara itu sang isteri, Nur Herawati yang masih berusia 11 tahun juga masih berstatus sebagai pelajar.

Baca Juga: Dokter Tirta: 'Tirta untuk Indonesia. Milih ga milih urusanmu, yang penting maju dulu, gas!'

Keduanya mantap melangsungkan pernikahan yang akhirnya menjadi buah bibir publik.

Sebagaimana diberitakan Portal Surabaya sebelumnya pada artikel "Kenalan lewat HP, Pacaran Cuma Empat Hari, Siswa SMP di Loteng Ini Mantap Menikah Muda", Suhaimi bercerita bahwa perkenalan mereka berdua sangat singkat.

Berawal dari handphone temannya Suhaimi berkenalan dengan calon istrinya,"Saat itu Kenalannya lewat video call," Ujar Nur.

Suhaimi dan Nur akhirnya saling bertukar nomor handphone dan komunikasi mereka pun semakin intens. Hingga akhirnya mereka sepakat untuk bertemu di Depan puskesmas Bonjeruk atau dekat pasar, beberapa hari lalu.

Baca Juga: Perjuangan China Belum Usai, Setelah Covid-19, Ribuan Warganya Kini Terinfeksi Brucellosis

Di pertemuan Pertama itu, Suhaimi mengutarakan isi hatinya kepada Nur. Tanpa berfikir panjang Nur menerima cinta Suhaimi dan mereka pun resmi berpacaran.

"Kami pacaran hanya empat hari saja, kemudian kami memutuskan menikah," Ujar Nur sembari duduk dengan wajah malu dan senyum.

Pernikahan Suhaimi dan Nur berawal saat mereka melakukan pertemuan ke dua di salah satu objek wisata di Desa Pringgarata pada pukul 16.00.

Saking asyiknya berpacaran mereka sampai lupa waktu dan tak terasa sudah larut malam.

Baca Juga: Kodim Brebes Juga Bangun Dapur Lapangan Untuk Logistik Satgas TMMD Reguler dan Warga

Suhaimi akhirnya mengantarkan pujaan hatinya pulang ke rumah. Tapi orang tua Nur menolak dan Suhaimi kemudian meminta tolong ke keluarga, namun tetap ditolak.

Akhirnya Kepala Dusun Montong Praje Timuq Ehsan meminta agar mereka menikah saja.

"Daripada keluar malam terus, lebih baik nikah saja," Ujar Kasun.

Suhaimi adalah anak kelima dari lima bersaudara. Kedua orang tua Suhaimi sudah meninggal sejak Suhaimi duduk dibangku kelas 6 SD.

Baca Juga: Lowongan Pekerjaan PT Mega Central Finance Untuk Fresh Graduate di September 2020

Sedangkan Nur merupakan anak tunggal, tetapi kedua orang tua Nur bercerai. Saat ini Nur tinggal bersama kakek dan neneknya.

Karena mereka berdua kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orang tua. Mereka memutuskan untuk menikah, punya keluarga, anak dan bisa hidup mandiri tanpa bergantung ke orang lain ter khusus orang tua.***(Suhemanto/Portal Surabaya)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Portal Surabaya (PRMN)


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x