Aliyah Pelajar Cianjur yang Putus Sekolah Kini Telah Melanjutkan Belajar di PKBM

6 Maret 2022, 12:20 WIB
Aliyah (15), siswa kelas 2 SMP warga Desa Cikondang Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur yang putus sekolah kini sudah sekolah lagi /Deni Abdul Kholik

 

 

 

Jendela Cianjur – Aliyah (15), siswa kelas 2 SMP, warga  Desa Cikondang Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur yang putus sekolah   kini sudah sekolah lagi.

Aliyah sudah melanjutkan sekolah di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Al-hijrah Desa Cikondang Kecamatan Bojongpicung.

”Saya  sudah masuk di sekolah PKBM, dan masih ingin sekolah seperti teman lain, kedepannya ingin bekerja di pabrik untuk membantu ekonomi keluarga, ” katanya Minggu 6 Maret 2022.

Sementara itu, Kepala Sekolah  PKBM Al Hijrah,  Wandi Ubaidillah membenarkan Aliyah awalnya putus sekolah, kini sudah didaftarkan di PKBM Al Hjrah. “Biodatanya sudah masuk dengan lengkap,” ujar Wandi.

Untuk mengikuti kegiatan Belajar Mengajar (KBM),  nanti setelah selesai ujian, karena sebentar lagi kelas akhir di PKBM akan melaksankan ujian. “Untuk siswa siswi kelas bawah untuk sementara diliburkan, belajar di rumahnya masing – masing,” paparnya.

Mengenai biaya, asalkan Aliyah memiliki semangat belajar ingin menambah ilmu dan ijazah, maka pihak sekolah akan membebaskan biaya sekolah dan akan memberi kaos olah raga secara gratis.”Kalau untuk sepatu, pakaian dan lain lain semoga ada donatur  yang lain,” imbuhnya.

Sebelumnya, Aliyah (15), siswa kelas 2  Madrasah Tsanawiyah (Mts) di bawah Kementrian Agama Cianjur, atau setara SMP, di  Desa Cikondang Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur terpaksa putus sekolah karena tidak memiliki  smartphone untuk belajar jarak jauh atau daring.

Sejak ibunya meninggal dunia, Aliyah tinggal bersama neneknya sambil membantu meringankan beban pekerjaan sehari – hari. Dari mulai mencuci pakaian, mencuci peralatan rumah tangga,  menyapu lantai dan pekerjaan lainnya.

Koyah (58), nenek Aliah menerangkan, Aliyah putus sekolah pada tahun yang lalu, ketika mulai pembelajaran daring. “Saat pendemi Covid 19,  siswa-siswi diwajibkan memiliki smartphone android  untuk belajar daring,” katanya Rabu 23 Februari 2022.

Karena tidak memiliki smartphone , Aliyah terpaksa harus putus sekolah, meski keinginan sekolah masih semangat.”Kami sangat keterbatasan ekonomi, saya sehari-hari berjualan gorengan ke kampung-kampung tidak cukup untuk membeli smartphone ,” tutur Koyang yang mengaku rumahnya juga sudah rusak parah. ***

Editor: Deni Abdul Kholik

Tags

Terkini

Terpopuler